EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

Mengenal Apa Itu Pola Asuh Permisif? Berserta Ciri-Ciri Dan Dampaknya

Pola dan gaya pengasuhan adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh orang tua agar anak-anak dapat tumbuh sebagaimana mestinya. Ada berbagai jenis dan macam dalam pola pengasuhan yang dapat diterapkan.

Oleh karena setiap keluarga mempunyai cara atau gaya pengasuhan yang berbeda, yang kemudian hal itu juga akan mempengaruhi perkembangan dan sikap anak dalam kehidupannya sehari-hari. Adapun terdapat gaya pengasuhan orang tua yang biasa diterapkan seperti gaya pengasuhan permisif, otoriter, dan demokratis (Yusuf, 2017).

Mengenal Apa Itu Pola Asuh Permisif? Berserta Ciri-Ciri Dan Dampaknya
Gambar. Mengenal apa itu pola asuh permisif? Berserta ciri-ciri dan dampaknya. Sumber. pixabay.com

Pada pembahasan sebelumnya kita mungkin telah mengenal secara singkat tentang beberapa pola pengasuhan, namun pada pembahasan ini kita akan mencoba menggali lebih jauh tentang salah satunya, yaitu pola asuh permisif.

Kita akan mencoba mengenal lagi pengertian pola asuh permisif berdasarkan definisi yang diberikan oleh para ahli, karakteristik atau ciri-cirinya serta dampak dari orang yang memilki pola asuh permisif kepada anak-anak.

Pengertian Pola Asuh Permisif Menurut Para Ahli

Apa yang dimaksud dengan pola asuh permisif? Mengenai hal ini alangkah baiknya kita melihatnya berdasarkan defenisi yang diberikan oleh para ahli, dan merupakan upaya langkah awal kita. Adapun pengertian pola asuh permisif menurut para ahli adalah yaitu akan diuraikan sebagai berikut:

  • Maccoby & Martin (dalam Santrock, 2002) 

Memberikan pengertian pola asuh permisif sebagai gaya atau cara pengasuhan orang tua yang memebrikan kebebasan dan sedikit batasan kepada anak, serta cenderung memenuhi keinginan anak yang dipandang sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

  • Helmawati (2014: 139) 

Mendefinisikan pola asuh permisif sebagai gaya pengasuhan anak yang lebih cenderung memenuhi keinginan anak tanpa memperhatikan sisi baik dan buruknya. Bahkan dalam pengasuhan ini orang tua juga cenderung jarang menegur anak-anaknya, karena jarang memberikan bimbingan.

  • Ana et al., (2017)

Pola asuh permisif artinya suatu cara orang tua dalam pengasuhan yang cenderung memberikan kebebasan pada anak-anaknya. Kemudian ciri-cirinya dapat dikenali seperti kelonggaran orang tua dalam bersikap, kurangnya memberikan kontrol dan membingan pada anak, serta kurangnya perhatian dan anak-anak memiliki kendali atas dirinya sendiri.

  • Fathi, (2011)

Pola asuh permisif adalah cara orang tua tentang pengasuhan yang cenderung memberikan kebebasan terhadap anak-anak, dan cenderung membiarkan anak melakukan hal apa saja yang kemudian hal itu dianggap tidak terlalu kondusif dalam pembentukan karakter bagi anak-anak.

Ciri-Ciri Pola Asuh Permisif

Pengertian tentang pola asuh permisif yang sudah dikemukakan di atas mungkin sedikit memberikan gambaran pada kita, namun hal itu belum cukup apabila belum mengetahui karakteristik dari pola asuh premisif.

Karakteristik ini dapat dipahami sebagai upaya mengetahui ciri-ciri dari pola asuh permisif, yang dapat kita jadikan untuk memahami lebih jauh tentang pengasuhan ini. Lantas apa saja ciri-cirinya?

Menurut Hurlock (1978) ada 3 ciri-ciri pola asuh permisif yang pertama yaitu sikap yang terlalu mendominasi dalam hubungan orang tua dan anak. Kedua, adanya kebebasan yang diberikan orang tua pada anak. Sedangka yang ketiga, adanya bimbingan dan pengarahan dari orang tua, namun kurang mengontrol serta memperhatikan anak.

Selain ciri-ciri yang diberikan di atas, sebenarnya dalam membicarakan tentang pengasuhan permisif ada banyak para ahli yang telah memberikan ciri-cirinya, salah satunya menurut Diana Baumrind yang merupakan seorang psikolog perkembangan yang merumuskan ada 8 ciri-ciri dari pola asuh permisif sebagaiman yang diuraikan oleh (Taati, 2022), yaitu sebagai berikut:

1. Orang tua cenderung tidak konsisten dalam menerapkan aturan. Jika dalam suatu keluarga dapat digambarkan bahwa aturan di rumah itu sangat fleksibel. 

2. Sering menggunakan suap saat membujuk anak, seperti saat menyuruh belajar, menyuruh makan, dan meminta anak melakukan sesuatu. Akibatnya anak akan selalu mengharapkan imbalan pada tiap perilaku baiknya. 

3. Orang tua lebih banyak memberikan kebebasan dan tidak berbanding lurus dengan rasa tanggung jawab. Hal ini dapat menjadikan anak memiliki perilaku semena-mena. 

4. Orang tua jarang menegaskan konsekuensi atas setiap tindakan yang dilakukan anak, hal ini jika dibiarkan akan menjadikan anak tidak bisa membedakan mana tindakan yang baik dan mana yang buruk karena mereka tidak pernah mendapat sanksi saat melakukan kesalahan. 

5. Tidak ada jadwal belajar, batasan waktu bermain dan tidak ada jam tidur. Hal ini perlu karena dapat meningkatkan kedisiplinan anak. 

6. Menuruti semua permintaan anak meskipun orang tua tahu bahwa itu tidak penting. 

7. Orang tua tidak menbiasakan anak meminta maaf terhadap perbuatan salah yang dilakukan anak. 

8. Orang tua cenderung ingin menjadi teman bagi anak. Dalam hal ini orang tua akan kehilangan wibawanya di depan anak, anak akan cenderung tidak sopan dan tidak memiliki rasa hormat pada orang tua. 

Baca Juga:

7 Dampak Pola Asuh Permisif

Orang tua dalam mengambil setiap keputusan untuk anak-anak mereka tentunya hal itu pasti akan memiliki dampaknya, Lantas apa saja dampak ketika orang tua yang memilki pola asuh permisif?

Menurut (Habibi, 2015) Penerapan pola asuh permisif dapat menyebabkan anak usia remaja tidak mempunyai kontrol diri yang baik atau bertindak sesuka hati dan merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya. Selain itu menurut penelitian (Fadillah et al., 2021: 98) mengatakan bahwa terdapat 7 dampak pola asuh permisif, yaitu sebagai berikut:

1. Anak akan memaksakan kehendaknya meskipun keinginannya tidak disetujui orang tua dan akan tetap menuntut meskipun apa yang menjadi keinginannya tidak tersedia. 

2. Anak akan memiliki ledakan emosi apabila keinginannya tidak terpenuhi, seperti menangis sambil berteriak bahkan memukul orang di sekitarnya. 

3. Sikap anak yang semena-mena dapat menjadikannya kesulitan bersosialisasi dengan orang lain bahkan dengan teman sebayanya sekalipun. 

4. Anak tidak memiliki rasa empati pada orang lain. 

5. Anak akan menjadi pribadi yang egois, tidak mau mengalah. 

6. Anak selalu berorientasi pada imbalan karena sering diberi suap saat diminta melakukan sesuatu yang baik. 

7. Anak tidak terbiasa meminta maaf atas kesalahannya karena tidak biasa diberi tahu letak kesalahan dari setiap perilakunya.

Referensi

Ana Stevi Udampo Franly Onibala Yolanda B. Bataha. 2017. Hubungan Pola Asuh Permisif Orang Tua dengan Perilaku Mengkonsumsi Alkohol Pada Anak Usia Remaja. Di Desa Bulude Selatan Kabupaten Talaud. E-journal Keperawatan (e-Kp), Vol. 5 No. 1.


Fadilah, Hanifah Asma, dkk. 2021. Dampak Pola Asuh Permisif Orang Tua Terhadap Perkembangan Sosial-Emosional Anak Usia Dini. Early Childhood: Jurnal Pendidikan. Vol. 5. No. 2. 


Fathi. 2011. Mendidik Anak dengan Al-Qur’an Sejak Janin. Jakarta : Coasis 


Habibi, M. M. 2015. Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini (Buku Ajar S1 PAUD). Yogyakarta: Deepublish.


Helmawati. 2014. Pendidikan keluarga teoritis dan praktis. Bandung: Rosda. 


Hurlock, B. Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.


Santrock, J. W. 2007. Child Development. Edisi Kesebelas Jilid 1 Terjemahan Mila Rahmawati dan Anna Kuswanti. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Taati, Dede Nursiti. 2022. Faktor Penyebab Pola Asuh Permisif Di Kalangan Petani Studi Kasus Di Dusun Pandan Surat, Desa Boto Kecamatan Batu Retno Kabupaten Wonogiri. Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.


Yusuf, S. 2017. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Post a Comment

Post a Comment