EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

Love Scamming: Mengenal Penipuan Berkedok Cinta Secara Online dan Ciri-Cirinya

Love scammer adalah istilah yang saat ini menjadi perbincangan di tengah maraknya penggunaan teknologi informasi saat ini. Fenomena ini biasanya menggunakan beberapa platform digital media sosial seperti facebook, instagram twitter dan lainnya yang digunakan oleh pelaku.

Sehingga pengguna media sosial ini sudah seharusnya lebih berhati-hati dalam menerima pertemanan on line dari orang yang tidak dikenal. Laki-laki tampan atau perempuan cantik yang mengajukan permintaan pertemanan bisa jadi penjahat cinta yang dikenal dengan sebutan love scammer.

Love Scamming: Mengenal Penipuan Berkedok Cinta Secara Online dan Ciri-Cirinya
Gambar. Love scamming dan ciri-cirinya.

Untuk lebih waspada alangkah baiknya kita mengenal dengan betul apa itu love scamming dan ciri-cirinya? Dengan begitu bisa mengetahui siapa-siapa saja yang berpotensi menjadi pelakunya, serta membuat diri sendiri agar tidak menjadi korbannya.

Pengertian Love Scamming

Love scam adalah istilah yang juga dikenal dengan romance scam yaitu suatu bentuk penipuan yang berkedok pencarian pasangan atau cinta. Hal ini awalnya dari situs pertemanan online, yang kemudian merebak di jajaring media sosial lainnya.

Menurut Karuppanan (2014) love scam menjadi salah satu bentuk dari dampak kemajuan pesat teknologi, sehingga menimbulkan juga berbagai penyalahgunaan yang memungkinkan. Di sisi lain romance scam juga merupakan jenis penipuan yang dapat menghancurkan sisi emosional korbannya.

Arti scam sendiri adalah suatu tindakan manipulasi atau tipuan, yang dilakukan baik itu kelompok, badan usaha maupun individu. Kemudian itu ditujukan agar mendapatkan kepercayaan dari orang lain, dengan tujuan meraih keuntungan. Apabila hal itu sudah tercapai, maka pelaku baru meninggalkan korbannya.

Sebenarnya ada beragam jenis tindakan scammer, salah satunya dengan menggunakan modus percintaan atau love scamPelaku biasanya memanfaatkan media sosial yang menjadi marak saat ini berupa instagram, facebook, twitter dan sebagainya. 

Seringkali menggunakan profil palsu dengan tujuan menjerat siapa saja yang akan menjadi korbannya, dan inilah yang akan menjadi tindakan manipulatif berikutnya. Biasanya mereka memiliki beberapa pertanyaan yang menjadi niat dalam membangun hubungan dengan orang yang akan menjadi target korbannya. 

Di dalam diri mereka terselip pertanyaan seperti "Keuntungan apa yang saya dapat apabila membangun hubungan dengan seseorang?" begitupun sebaliknya "Apakah ada kerugian ketika mengajak seseorang untuk menjadi pasangannya?".

Hal ini terlihat bahwa dari pertanyaan tersebut, sebenarnya dari awal ingin membangun hubungan hanya untuk mencari manfaat dari orang lain demi kepentingannya sendiri. Dengan kata lain hubungan ini menjadi seperti dagang, atau sejenis transaksi apa yang akan didapatkan itu apakah itu keuntungan ataukah kerugian.

Orang dengan tindakan love scammer ini memiliki paradigma dalam membangun hubungan berdasarkan untung atau rugi, dan bukannya pada prinsip apakah hubungan yang dibangun itu baik atau buruk, sehat atau tidak. Sehingga dengan kata lain hal itu juga disebut dengan toxic relationship.

Baca Juga: Toxic Relationship: Berikut Ini Pengertian Toxic Relationship Menurut Para Ahli, Ciri-Ciri Perilaku Toxic dan Dampaknya.

Toxic relationship adalah suatu hubungan yang beracun atau tidak sehat. Di dalamnya juga terdapat tindakan manipulatif dan didasarkan atas nama kasih sayang, perhatian atau cinta. Sebagaimana hal ini terjadi juga pada love scamming yang terdapat beragam bentuk manipulatif dalam hubungan.

Dengan demikian kita bisa mengartikan love scamming sebagai suatu penipuan dalam membangun hubungan asmara atau cinta, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari orang yang menjadi pasangannya sebagai korban. Apa yang perlu dipahami juga adalah dalam hubungan tersebut bukanlah cinta, karena cinta tidak didasarkan pada tindakan manipulatif atau eksploitatif.

Dalam beberapa tulisan sebelumnya juga telah menguraikan tentang apa itu cinta berdasarkan landasan teoritis dari para ahli. Memahami hal ini sungguh penting karena dengan begitu kita bisa membedakan mana yang dinamakan cinta dan love scamming atau toxic relationship. Anda bisa membaca artikel terkait tentang cinta berikut ini.

Baca Juga:

Bagaimana Proses Terjadinya Love Scamming?

Untuk mengenal lebih jauh tentang suatu jenis penipuan cinta yang dilakukan, khususnya secara online. Maka alangkah baiknya memahami bagaimana hal itu terjadi dan apa saja tahap-tahap yang biasa dilakukan oleh pelaku? Sehingga bisa menjadikan diri agar lebih waspada terhadap penipuan berkedok cinta ini.

Mengenai hal itu ada suatu penelitian yang dilakukan oleh Monica Whitty (2013) tentang bagaimana suatu penipuan atas nama cinta secara online, yang Ia uraikan terdapat beberapa tahap atau fase-fasenya. Yaitu terdapat 5 proses yang dapat diuraikan, yaitu sebagai berikut:

1. The Profile

Pelaku love scamming seringkali menggunakan profil palsu pada setiap akun media sosial mereka. Biasanya foto-foto yang digunakan bukanlah identitas asli, melainkan hasil curian dari beberapa gambar dari orang-orang yang terlihat mapan.

Profil palsu pada pelaku dengan jenis kalamin perempuan biasanya menunjukkan gambar-gambar orang lain yang cantik dan seakan membutuhkan dukungan. Kemudian pada pelaku berjenis kelamin laki-laki biasanya membuat profil palsu seperti menunjukkan laki-laki dengan status sosial ekonomi tinggi, dengan pendidikan yang baik. 

Dalam kedua profil tersebut, sebagian besar kebutuhan yang mereka tampilkan melibatkan komponen emosional, misalnya seseorang telah menjadi janda dan harus mendidik anak sendiri. Tujuan dari hal ini agar mendapat perhatian, kepercayaan, dan upaya dalam meyakinkan calon korbannya.

2. Grooming

Maksud grooming di sini adalah upaya pelaku untuk membuat hubungan lebih dekat dengan calon korbannya. Mereka bisa saja melakukan hal itu dengan panggilan telepon atau video call, email maupun mengirim pesan lewat media sosial lainnya. Terkadang mereka tak sungkan memberikan hadiah agar mendapatkan kepercayaan dari korbannya.

Pelaku berusaha membuat korban percaya bahwa mereka peduli dan mencitai mereka. Terkadang juga memberikan kata khiasan yang indah seperti puisi, atau ucapan-ucapan manis lainnya.

3. The Sting

Ini adalah tahap di mana pelaku mulai mengambil tindakan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan dari korbannya. Biasanya dengan membuat cerita-cerita seperti sedang berada dalam musibah, sakit, dan kesusahan seolah sangat membutuhkan bantuan.

Upaya ini dilakukan dengan tujuan mendapatkan perhatian dari pasangan yang menjadi korbannya, dan selajutnya dimanfaatkan agar diberikan bantuan seperti uang maupun barang berharga yaang diinginkan oleh pelaku. Kita bisa mengatakan bahwa ini adalah tahap eksplotasi secara finansial.

4. Sexual Abuse

Tahap ini adalah pelaku mulai berani membuat manipulasi pada korban dengan memaksa hubungan seksual dengan korban. Dalam beberapa kasus, penipu mempermalukan korban dengan meminta melakukan tindakan seksual di depan kamera. Tetapi langkah ini bisa terjadi kapan saja dalam hubungan, dan kemudian digunakan untuk memeras korban. 

Baca Juga: 15 Jenis Kekerasan Seksual Menurut Komnas Perempuan.

5. Revelation

Pada tahap ini korban mulai megetahui bahwa dirinya telah ditipu oleh orang yang ia anggap sebagai pasangannya. Biasanya mereka tidak menyadari secara langsung, sebab dalam beberapa kasus memang korban tidak menyadari bahwa mereka telah terperangkap dalam hubungan yang tidak sehat berkedok cinta (love scamming).

Terkadang mereka baru menyadari hal itu dari beberap orang terdekat seperti teman-teman, pihak berwenang atau informasi yang berasalah dari seseorang yang juga pernah menjadi korban dari pelaku tersebut.

Ciri-Ciri Love Scamming

Berdasarkan pada penjelasan bagaiamana suatu penipuan berkedok asmara yang telah diuraikan di atas. Untuk itu kita harus segera waspada dengan orang-orang yang baru saja kenal, apalagi ingin membangun hubungan dengan mereka. 

Di sisi lain upaya agar bisa waspada dengan orang-orang tersebut, maka alangkah baiknya kita dapat mengenal ciri-ciri mereka dengan baik. Berdasarkan pada proses dan tahapan love scamming sebelumnya, maka ciri-ciri penipu berkedok cinta ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menggunakan Identitas Palsu

Ciri-ciri pelaku romans scam yang pertama adalah identik dengan kepalsuan identitas. Hal itu baik berupa foto profil media sosial maupun tentang penjelasan latar belakang profesi yang tidak benar. Sebagaiaman yang telah dijelaskan sebelumnya pada pembahasan proses dan tahapan love scamming di atas.

2. Berusaha Membuat Hubungan dengan Cepat

Ciri penipu berkedok cinta selanjutnya adalah dapat dikenali dengan mereka yang cenderung terburu-buru agar bisa membangun hubungan dengan orang lain. Biasanya mencoba mengirim pesan memuji calon korban, sok akrab, mengirim pesan pujian yang penuh perhatian dengan tujuan bisa semakin dekat.

3. Penggunaan Bahasa Manis dan Romantis

Ciri-ciri selanjutnya dari penipu yang berkodok hubungan asmara adalah mereka yang cenderung mudah membuat janji, mengatakan hal-hal terdengar romantis dengang tujuan agar korbannya tergoda. Walaupun semua itu hanya bagian dari jebakan mereka.

4. Cerita Menguji Empati

Selanjutnya pelaku love scamer juga cenderung mengarang cerita-cerita agar mendapatkan empati dari pasangannya. Seperti menceritakan tentang situasi mereka yang sedang hancur, sakit parah, dan itu sangat membutuhkan uang. 

Hal itu dilakukan dengan tujuan memancing simpati korban supaya bisa memberikan dukungan finansial pada mereka. Kemingkinan besar hal in banyak dialami orang tanpa mereka sadari telah terperangkap dalaam jebakan cinta yang toksik.

5. Menghindari Pertemuan Langsung

Apa yang paling nampak dari penipu yang berkedok cinta ini adalah mereka cenderung terlihat menghindar dari pertemuan dengan calon korbannya. Sehingga terkadang membuat beribu alasan pada saat seseorang ingin bertemu dengan mereka.

Dengan begitu mereka hanya mencoba memanfaat teknologi informasi berbasis digital seperti media sosial, yang berperan sebagai sarana komunikasi dengan calon korbannya. Seringkali mereka akan berusaha menjauhkan diri dari panggilan video atau panggilan suara

6. Perubahan Identitas

Penipu dapat mengubah identitas mereka dan memulai hubungan baru dengan korban lain setelah mereka mendapatkan uang atau merasa dicurigai.

7. Penipu Melarikan Diri Setelah Mendapatkan Uang

Setelah mendapatkan uang atau sumber daya yang mereka inginkan, penipu cenderung menghilang atau berhenti berkomunikasi dengan korban.

Untuk melindungi diri dari love scamming, penting untuk selalu berhati-hati dalam menjalin hubungan online dan tidak memberikan informasi pribadi atau finansial kepada orang yang belum pernah Anda temui secara langsung. 

Jika Anda merasa dicurigai atau telah menjadi korban love scam, segera hentikan semua komunikasi dengan orang tersebut dan laporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang atau layanan penipuan online.

Referensi

  • Karuppanan, J. 2014. Cyber-Criminology-Exploring-Internet-Crimes-and-Criminal. CRC-Press.
  • Retnowati, Yuni. 2015. Love Scammer: Komodifikasi-Cinta-Dan-Kesepian-Di-Dunia-Maya. Jurnal-Komunikologi Vol. 12 No. 2.
  • Whitty, M.T. 2008. Revealing-the-‘real’-me, searching-for-the-‘actual’ you: Presentations-of-self-on-an-internet-dating-site. Computers-in-Human-Behavior 2008; 24:1707–1723. 
  • Whitty, M.T. 2013. Anatomy-of-the-online-dating-romance-scam. Security-Journal. 
  • Whitty, M.T 2012. The-Psychology-of-the-Online-Dating-Romance-Scam.

Post a Comment

Post a Comment