EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

Mengenal Komponen Passion Dalam Teori Segitiga Cinta Sternberg Dan Makna Gairah Dalam Hubungan

Cinta adalah kosa-kata atau istilah yang sering didengar dan diungkapkan oleh banyak orang, walaupun hal itu diutarakan oleh orang-orang munafik untuk memanipulasi orang lain dengan memanfaatkan dalam penggunaan istilah tersebut agar bisa mendapat kepercayaan.

Padahal dalam pandangan para filsuf maupun ilmuan membicarkan istilah ini dengan cukup serius, yang kemudian dikenal sebagai teori cinta. Mereka merumuskan baik dari sisi psikologi, agama, filsafat maupun sosiologi sebagai bidang keilmuan untuk membicarakan cinta dalam aspek kehidupan manusia.

Mengenal Komponen Passion Dalam Teori Segitiga Cinta Sternberg Dan Makna Gairah Dalam Hubungan
Gambar. Mengenal komponen passion dalam teori segitiga cinta Sternberg dan makna gairah dalam hubungan. Sumber. pixabay.com

Ada beragam teori cinta yang pernah dibicarakan dan ditulis pada artikel-artikel sebelumnya, mulai dari perspektif Erich Fromm dan Sternberg. Walaupun telah diuraikan salah satunya dari 3 elemen teori cinta Sternberg seperti intimacy, namun ada beberapa hal yang belum dijelaskan, yaitu passion.

Passion adalah elemen kedua dari 3 teori cinta Sternberg, yang bisa dipahami sebagai gairah atau hasrat. Namun pada pembahasan kali ini kita akan mencoba mengenal lebih jauh tentang apa itu passion dalam teori cinta sternberg? Apa keterkaitannya dengan intimacy (keintiman) dan komitmen? Serta makna passion dalam hubungan.

Teori Cinta Sternberg

Mengenal teori cinta Sternberg yaitu bagian dari langkah awal kita untuk memahami lebih jauh tentang passion, dalam konsep itu disebut sebagai triangle love theory. Ada tiga elemen yang menjadi bagian dari itu, passion adalah salah satunya yang kemudian beberapa dari elemen utama lainnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Intimacy (Keintiman atau Kedekatan)

Arti dari intimacy adalah suatu perasaan yang adanya kedekatan emosional dalam suatu hubungan di antara pasangan. Sternberg memberikan gambaran arti dari intimacy ini sebagai bentuk dorongan pada suatu hubungan yang adanya unsur keintiman, kedekatan, ketertarikan agar menimbulkan rasa nyaman dalam hubungan tersebut.

2. Passion (Hasrat atau Gairah)

Passion artinya suatu gairah atau hasrat termausuk fisik maupun emosional, sehingga istilah tersebut dapat dipahami sebagai suatu keterkaitan secara seksual dalam suatu hubungan. Dalam kata lain lain passion adalah gairah atau ketertarikan hasrat seksual ketika membangun suatu hubungan. Adapun hal ini akan diuraikan lebih jauh pada pembahasan ini.

3. Commitment (Komitmen)

Komitmen adalah salah satu elemen teori cinta Sternberg yang berkaitan dengan ketegaasan untuk mempertahankan suatu hubungan yang lebih lama. Dengan kata lain arti komitmen ini merupakan suatu keputusan yang dilakukan secara sadar dalam untuk membangun dan menjalani suatu hubungan yang sifatnya jangka panjang seperti pernikahan dan lain sebagainya.

Dalam teori segitiga cinta Sternberg setiap elemen yang disebutkan di atas itu saling terkait satu sama lainnya. Sehingga membentuk suatu kombinasi dalam membangun hubungan, dan kemudian menghasilkan beragam jenis-jenis cinta. Adapun hal ini sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya.

Baca Juga:

Makna Passion dalam Teori Cinta Sternberg

Apa makna passion dalam hubungan? Untuk menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya kita melihat beberapa komponen-komponen passion yang terkandung di dalamnya, sehingga kita dapat mengambil makna passion atau hasrat dalam suatu hubungan. Adapun 3 komponen atau aspek passion dalam teori segitiga cinta Sternber, yaitu sebagai berikut: 

1. Romantisitas dan Daya Tarik Fisik

Aspek pertama passion dalam teori cinta Sternberg adalah romantisitas dan daya tarik fisik. Menurut Sternberg (1986) romantisitas adalah aspek cinta yang begitu 'sentimen' dan itu terdiri dari perasaan akan keindahan, kekaguman serta semangat dalam hubungan.

Dengan demikian aspek pertama ini memberikan gambaran bahwa passion adalah hubungan yang dibangun dorangan hasrat dan gairah, berdasarkan pada ketertarikan pada apa yang ada pada fisik seseorang. 

2. Ketertarikan Seksual

Ketertarikan secara fisik mendorong pada hasrat atau gairah seksual, yang kemudian menjadi aspek kedua dari passion. Artinya apa yang ada pada fisik membuat ketertarikan seksual seperti bercinta, menyentuh maupun menatapnya.

Bagi Sternberg ketertarikan seksual tersebut mendorong seseorang untuk saling mendekati serta menciptakan hubungan keintiman. Di sisi lain gairah seksual yang sehat dan saling memuaskan itu bisa membuat atau meningkatkan kedekatan secara emosional, yang kemudian memperkuat hubungan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Aron et al. (2005) menjelaskan bahwa peran penting dari ketertarikan fisik ini dapat membantu meningkatkan keintiman dalam hubungan, serta mengubungkan emosional pasangan.

3. Energi dan Intensitas Emosional

Aspek passion yang ketiga adalah adanya energi dan intensitas emosional, artinya hubungan yang berdasarkan pada gairah atau hasrat cenderung merasakan sensasi yang begitu kuat dan tingginya semangat ketika bersama-sama. Sehingga passion atau gairah ini dapat mendorong hubungan romantis dan memperkuat ikatan emosional mereka.

Hal itu diperkuat oleh Sternberg (1986) yang kemudian menjelaskan bahwa adanya hasrat atau gairah emosional dapat memberikan energi serta semangat dalam suatu hubungan dan memperkuat perasaan keintiman (intimacy) antara pasangan satu sama lainnya.

Hubungan Passion Dengan Komponen Intimacy dan Komitmen

Tentunya passion dalam teori cinta Sternberg tidaklah berdiri sendiri, karena hal itu berhubungan satu sama lain dari setiap kompenen seperti intimacy (keintiman) dan komitmen sehingga membentuk beragam jenis cinta. Adapun keterkaitan passion dengan komponen lainnya, yaitu akan diuraikan sebagai berikut:

1. Interaksi dengan Komitmen

Komponen passion apabila berpadu dengan komitmen yang kuat, maka hal itu akan membentuk atau membuat suatu hubungan cinta yang sangat dalam dan bisa berkelanjutan. Dalam arti yang lain hubungan yang di dasarkan dengan komponen passion dan komitemen hubungan tersebut bersifat jangka panjang.

Hal ini juga diungkapkan oleh penelitian Acevedo dan Aron (2009) yang menjelaskan bahwa suatu hubungan yang sifatnya jangka panjang dan sukses itu, karena adanya kemampuan untuk memadukan antara passion dan komitmen yang tinggi, serta di dalamnya terdapat kestabilan dan kebermaknaan secara emosional.

2. Interaksi dengan Intimacy (Keintiman)

Komponen passion juga memiliki keterkaitan yang erat dengan keintiman (intimacy) secara emosional di antara pasangan. Artinya ketika gairah atau hasrat dalam hubungan romantis terdapat suatu kombinasi yang sehat dengan keintiman, maka hubungan cinta yang dibangun tersebut cenderung lebih erat dan memuaskan.

Hal ini juga ditegaskan oleh Hatfield dan Rapson (1993) mereka menjelaskan bahwa passion atau hasrat ketika saling berintegrasi dengan komponen intimacy (kedekatan atau keintiman) secara emosional, maka itu dapat menciptakan suatu hubungan yang lebih intim dan memuaskan di antara pasangan.

Penelitian Tentang Passion dalam Hubungan

Apa peran passion dalam hubungan? Bagaimana hasrat atau gairah mempengaruhi setiap pasangan pada suatu hubungan? Mengenai pertanyaan ini, maka ada beberapa para ahli yang telah melakukan penelitian tentang passion dalam hubungan, adapun hal ini akan diuraikan sebagai berikut?

1. Keterkaitan Gairah dengan Kepuasan dalam Hubungan

Peran passion pada suatu hubungan memiliki pengaruh yang signifikan, beberapa penelitian telah menunjukan bahwa hasrat atau gairah dan daya tarik fisik ternyata dapat memberikan tingkat kepuasan dalam suatu hubungan. 

Pendapat di atas ditegaskan oleh penelitian yang dilakukan oleh Acevedo dan Aron (2009), mereka mengatakan terdapat beberapa pasangan yang memberikan laporan bahwa mereka merasa cenderung lebih puas dengan adanya tingkat gairah yang tinggi dalam hubungan yang mereka bangun. Seakan menunjukan bahwa adanya passion yang kuat maka hal itu bisa meningkatkan kepuasan dan kualitas hubungan.

2. Peran Gairah dalam Kekuatan Hubungan

Penelitian yang dilakukan oleh Aron et al., (2005) juga telah mengidentifikasi bahwa passion atau gairah adalah sebagai faktor yang memiliki peran penting, untuk memperkuat serta mempertahankan suatu hubungan yang sifatnya jangka panjang. 

Mereka juga menunjukan bahwa kehadiran passion atau gairah dan energi emosional juga dapat membantu untuk mengatasi setiap tantangan yang dihadapi, dan stres dalam suatu hubungan, serta dapat memperkuat bentuk ikatan di antara pasangan.

3. Interaksi Gairah dengan Komitmen dan Kedekatan

Penelitian berikutnya adalah memberikan gambaran bahwa adanya interaksi satu sama lain dari setiap komponen, sebagaimana hal ini telah diuraikan sebelumnya di atas. Namun yang harus diketahui yaitu setiap komponen mulai dari intimacy, passion dan komitmen sangat mempengaruhi dinamika suatu hubungan.

Hal itu juga ditegaskan dalam penelitian yang dilakukan oleh Hatfield dan Rapson (1993) mereka mengatakan bahwa pada saat passion atau gairah berkurang dengan seiring waktu, maka intimacy (keintiman) dan komitmen bisa menjadi kunci untuk mempertahnkan suatu hubungan.

Referensi

  • Acevedo, B. P., & Aron, A. 2009. Does-a-long-term-relationship-kill-romantic love?-Review-of-General-Psychology, 13(1), 59-65.

  • Sternberg, R. J. 1986. A triangular theory of love. Psychological Review, 93(2), 119-135.
  • Hatfield, E., & Rapson, R. L. 1993. Love-sex- and-intimacy: Their-psychology, biology-and-history. Harper-Collins-College-Publishers.
  • Aron, A., Fisher, H., Mashek, D. J., Strong, G., Li, H., & Brown, L. L. 2005. Reward-motivation-and-emotion-systems-associated-with-early-stage-intense romantic-love.

Post a Comment

Post a Comment