EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

Patriarki: Berikut ini Pengertian Patriarki Menurut Para Ahli, Contoh Budaya Patriarki dan Dampak Patriarki Terhadap Perempuan

Patriarki adalah istilah yang sering didengar ketika berbicara mengenai isu-isu kesetaraan gender atau gerakan perempuan seperti feminisme. Kehidupan masyarakat dalam budaya patriarki baik sadar atau tidak sebenarnya mempunyai banyak dampak yang merugikan kaum perempuan. 

Untuk itu dalam pembahasan kali ini akan menyajikan beberapa pengertian patriarki menurut para ahli, contoh budaya patriarki, serta damapak yang ditimbulkan dari budaya patriarki. 

Patriarki: Berikut ini Pengertian Patriarki Menurut Para Ahli, Contoh Budaya Patriarki dan Dampak Patriarki Terhadap Perempuan
Gambar. Patriarki: Berikut ini pengertian patriarki menurut para ahli, contoh budaya patriarki dan dampak patriarki terhadap perempuan. Sumber. pixabay.com

Pengertian Patriarki 

Apa itu patriarki? Menurut Bhasin menjelaskan bahwa kata patriarki secara harfiah berarti kekuasaan bapak atau “patriakh (patriarch)”. Pada awalnya patriarki digunakan untuk menyebut suatu jenis “keluarga yang dikuasai oleh kaum laki-laki”, yaitu rumah tangga besar patriarch yang dikuasai oleh laki-laki (Bhasin, 1996, p.1).

Artinya yang dimaksud dengan patriarki adalah suatu kekuasaan yang berada di tangan laki-laki, khususnya pada rumah tangga. Dalam arti yang lain patriarki memberikan kewenangan laki-laki atau ayah yang memilki kekuasaan penuh, sehingga mengakibatkan ketidakadilan gender baik di ranah domestik atau privat maupun sosial atau publik.

Di sisi lain masih banyak pengertian patriarki menurut para ahli. Adapun beberapa pengertian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  • Habiba et al. (2016)

Menjelaskan bahwa patriarki adalah sebagai kekuasaan dan kontrol dalam masyarakat yang begitu kompleks dan didominasi oleh laki-laki, kemudian menjadi suatu sistem yang melembagakan subordinasi, menciptakan ketergantungan atau pengendalian kaum perempuan pada laki-laki dalam suatu kehidupan bermasyarakat (Habiba et al., 2016). 

  • Murniati (2004:8)

Memahami patriarki sebagai suatu sistem yang cenderung berfokus pada laki-laki yang selalu berkuasa dalam menentukan segala sesuatu untuk dilakukan, maupun yang tidak bisa dilakukan.

  • Johnson, (2005) 

Patriarki dalam kehidupan masyarakat dipahami sebagai otoritas yang menetapkan kriteria pada posisi kaum perempuan yang tidak setara baik secara struktural maupun dalam keluarga, serta menciptakan perbedaan hak-hak antara perempuan dengan laki-lak. Tidak hanya itu patriarki juga berasal dan dipertahankan melalui norma, tradisi, nilai serta pemisahan sosial antara peran gender yang telah ditanamkan dalam sistem keluarga yang proses sosialisasinya berjangka panjang.

  • Parker dan Reckdenwald, (2008) 

Keluarga adalah asal-usul di mana patriarki dibentuk dalam suatu kehidupan bermasyarakat, yang menetapkan laki-laki sebagai pemegang tanggung jawab sehingga mereka memiliki otoritas dalam mengendalikan keluarga termasuk perempuan. Bahkan keluarga menjadi peran penting sebagai upaya mewariska norma-norma patriarkan pada generasi berikutnya.

Contoh Budaya Patriarki

Terdapat banyak ragam dalam praktik budaya patriarki di kehidupan masyarakat sampai saat ini, untuk itu alangkah baiknya kita mengenal atau memahami beberapa contoh dalam budaya patriarki. Adapun yang akan diuraikan terkait dengan bagaimana memahami atau contoh-contoh budaya patriarki, yaitu sebagai berikut:

1. Budaya Patriari Dalam Rumah Tangga

Kehidupan suami dan istri dalam suatu rumah tangga mengandung unsur budaya patriarki. Hal ini seperti menganggap urusan perempuan dalam rumah tangga yaitu hanya sebatas sumur, dapur dan kasur. 

Artinya perempuan dituntut harus bisa mencuci pakaian, hal inilah yang menjadi identik dengan sumur. Sedangkan dapur, artinya perempuan harus bisa memasak, menyapu dan seterusnya yang berkaitan dengan dapur.

Di sisi lain, analogi kasur artinya perempuan harus melayani suami dalam berhubungan seksual. Apabila semua ini tidak mampu dilakukan oleh perempuan sebagai istri, maka mereka akan dikucilkan oleh suami atau di lingungan sekitar.

Contoh budaya patriarki dalam rumah tangga yang lain adalah persoalan hak asuh anak dan konsep kepala keluarga. Dalam rumah tangga yang di dominasi oleh budaya patriarki hak asuh anak dan kepala keluarga berada pada suami atau laki-laki.

2. Budaya Patriarki Dalam Urusan Pekerjaan

Budaya patriarki dalam urusan pekerjaan contohnya seperti perempuan tidak diperbolehkan melakukan pekerjaan misalnya arsitek, pilot dan sebagainya yang dianggap berat untuk perempuan dan hal itu seakan hanya bisa dilakukan oleh laki-laki.

Fenomena tersebut terjadi karena ada stereotip yang manganggap bahwa peremumpuan itu lemah dan tidak mempunyai kemampuan untuk melakukan pekerjaan berat, sebagaimana yang dilakukan oleh laki-laki.

3. Budaya Patriarki Dalam Urusan Politik

Budaya patriarki mempunyai persepsi tentang perempuan bahwa mereka tidak layak atau tidak cocok dalam memasuki dunia politik. Hal ini karena terdapat beberapa alasan yang menganggap perempuan seperti itu, Menurut (Yuwono, 2018) terdapat 4 alasan yang ia gambarkan yaitu sebagai berikut:

  • Perempuan lebih pantas berada di wilayah domestik (rumah/privat);
  • Politik identik dengan hal yang bersifat maskulin (keras, kotor, licik, jahat dan lain-lain) dan tentunya hanya cocok untuk kaum laki-laki, dan perempuan  yang identik dengan sifat feminim (lemah lembut, halus, dan lain-lain) tentunya tidak cocok masuk ke dunia tersebut; 
  • Perempuan adalah makhluk nomor dua (inferior) dan lemah akalnya dan; laki-laki adalah pemimpin kaum perempuan, dan bukan sebaliknya. 

Yuwono, (2018) melihat bahwa kondisi tersebut dapat menghambat bentuk partisipasi perempuan di ranah politik dus, seperti keterwakilan perempuan di Parlemen, yang sampai saat ini belum memenuhi presentasi yang diharapkan.

Baca Juga:

Dampak Budaya Patriarki Tarhadap Perempuan

Budaya patriarki yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebenarnya mempunyai dampak negatif, sehingga alangkah baiknya kita mengenal setiap dampak dari budaya patriarki tersebut. Adapun beberapa dampak budaya patriarki dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Marjinalisasi

Marjinalisasi adalah upaya seseorang dalam membatasi orang lain untuk mendapatkan atau mengakses sesuatu. Dalam budaya patriarki, upaya marjinalisasi terhadap perempuan seperti seorang suami membatasi istrinya untuk keluar rumah atau bergaul dan mencari pekerjaan. Hal ini adalah upaya marjinalisasi perempuan di ranah domestik.

Upaya marjinalisasi perempuan juga terjadi di ranah publik seperti membatasi kaum perempuan dalam berpartisipasi pada dunia politk. Bagi masyarakat patriarki mereka menganggap perempuan merupakan makhluk yang lemah, terlalu lembut dan kurangnya daya nalar sehingga tidak layak dalam berpatisipasi di dunia politik.

2. Eksploitasi

Masyarakat dalam budaya patriarki tidak menganggap perempuan sebagai subjek, yang memiliki pilihan dan ruang ekspresi. Melainkan mereka menganggap kaum perempuan sebagai objek atau benda yang dapat dibentuk, dikontrol dan diperlakukan sebagaimana keinginan mereka. 

Hal ini menjadikan perempuan dianggap sebagai pemuas nafsu belaka bagi para suami misalnya, dan hal ini juga merupakan bagian dari cara mengeksploitasi perempuan. Sebagaimana menurut (Walby, 1990: 21) sistem tersebut berbentuk struktur maupun segala praktik sosial yang adanya unsur eksploitatif, menindas, dominasi atau kontrol penuh pada perempuan oleh kaum laki-laki.

3. Kekerasan

Oleh karena perempuan hanya dipandang sebagai objek dan bukan subjek. Maka seringkali terjadi kekerasan pada perempuan, seperti Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Alangkah banyak kejadian seperti pemukulan terhadap istri yang menjadi korbannya.

Kekerasan Dalam Rumah Tangga juga termasuk dalam kekerasan domestik, sebagaimana patriarki sebagai suatu struktur sosial yang membuatnya menjadi sangat rentan (Chaitali, 2012). Menurut (Yodanis, 2004) Pemukulan terhadap istri lebih tinggi di dalam keluarga karena suami menganut ideologi patriarki dan struktur sosial laki-laki mendukung kekerasan atas perempuan.

4. Beban Ganda

Beban ganda yang dimaksud adalah banyaknya tanggung jawab yang harus dilakukan oleh perempuan. Adapun setiap pekerjaan perempuan yang banyak misalnya mengurus anak, membersihkan rumah, memasak, sampai mengurus suami dan seterusnya.

Referensi

Bhasin, Kamla. 1996. Mengugat Patriarki, Pengantar Tentang Persoalan Dominasi Terhadap Kaum Perempuan (Terjemahan). Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya. 

Chaitali, D. 2012. Barriers and Supports to Divorce for Victimised British- Indian Mothers and Consequences of Divorce: Narratives of British- Indian Adult Children of Divorce. Child Care in Practice, 18, (2), 147-164. 

Habiba, U., Ali, R., & Ashfaq, A. 2016. From Patriarchy to Neopatriarchy: Experiences of Women from Pakistan, International Journal of Humanities and Social Science. 6, (3), 212-221 

Johnson, M. 1995. Patriarchal terrorism and common couple violence: two forms of violence against womenJournal of Marriage & the Family, 57, (2), 283-294.  

Parker, K.F. & Reckdenwald, A. 2008. Women and Crime in Context Examining the Linkages Between Patriarchy and Female Offending Across Space. Feminist Criminology, 3, (1), 5-24. 

Walby, S. 1990. Teorizing Patriarchy, Oxford: Basil Blackwell.

Walkins, Alice Susantro (dkk). 2007. Feminisme Untuk Pemula. Yogyakarta: Resist Book. 

Yodanis, C.L. 2004 Gender inequality, violence against women, and fear: a cross-national test of the feminist theory of violence against women. Journal of Interpersonal Violence, 19, 655–675. 


Yuwono, N. P. 2018. Perempuan dalam Kungkungan Budaya Politik Patriarkhis. Muwazah, 10(2), 96.

Post a Comment

Post a Comment