EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

9 Jenis Self Healing dan Manfaatnya

Kesehatan mental merupakan hal penting karena merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Terlebihnya bagi mereka yang terlibat dalam konflik sehingga menyebabkan luka batin, dengan demikian cara penyembuhannya tidaklah menggunakan obat-obatan. Melainkan penyembuhan luka batin ini sering disebut dengan self healing.

Untuk itu dalam pembahasan kali ini mencoba memberikan gambaran tentang pengertian self healing menurut para ahli, jenis-jenisnya dan manfaatnya bagi individu dalam melakukan proses penyembuhan luka batin. 

9 Jenis Self Healing dan Manfaatnya
Gambar. 9 Jenis Self Healing dan Manfaatnya. Sumber. pixabay.com

Pengertian Self Healing Menurut Para Ahli

Apa itu self healing? Makna harfiahnya yaitu dapat dipahami sebagai proses penyembuhan diri. Sebagaimana kata healing tersebut diartikan oleh (Crane & Ward, 2016) sebagai “a process of cure”, yaitu suatu proses pengobatan atau penyembuhan yang dilakukan oleh diri sendiri berdasarkan keyakinannya serta melalui lingkungan atau faktor eksternal lainnya sebagai penunjang.

Makna lain yang dipahami secara bahasa adalah sebagai suatu perilaku dengan tujuan untuk menyembuhkan maupun perbaikan diri sendiri (Definition of Self-Healing, t.t.). Kemudian dari aspek keilmuan menurut (Vignesh dkk., 2019) self healing adalah suatu proses pemulihan yang penyebabnya dari gangguan psikologis, trauma dan sebagainya.

Sebenarnya ada beragam definisi dan pengertian yang diberikan oleh para ahli, dan hal ini sangat penting untuk dipahami karena sebagai langkah awal kita memahami arti dari self healing. Adapun beberapa pengertian menurut para ahli lainnya, yaitu akan diuraikan sebagai berikut:

  • Redhodkk (2019) dalam Rahmasari (2020:4) 

Self healing adalah suatu metode yang dilakukan untuk penyembuhan pada diri sendiri namun tidak menggunakan obat-obatan, melainkan proses menyembuhkan dengan mengekspresikan perasaan dan emosi yang terpendam pada diri seseorang. Metode ini juga merupakan suatu rangkaian pelatihan praktis yang dilakukan secara mandiri dan terkadang berkisar 15-20 menit serta disarankan untuk melakukannya dua kali dalam sehari.

  • Chan dkk (2013); Crane & Ward (2016)

Self-healing artinya suatu metode yang dapat membantu individu untuk mengendalikan emosi dan amarahnya, serta istilah tersebut juga diangap sebagai metode yang saat ini cukup mendapat perhatian daalam proses penyembuhan diri sendiri.

  • Vignesh dkk, (2019) 

Self-healing dianggap sebagai salah satu dari fase akhir dari terapi gestalt, kemudian hal itu juga dianggap sebagai suatu proses homeostatis dan otomatis yang dapat dikontrol dengan mekanisme fisiologis pada diri individu yang melekat. Di sisi lain maksud homeostatis adalah sebuah proses maupun mekanisme pada tubuh individu yang terkait untuk berusaha menyeimbangkan dirinya, ketika terdapat sesuatu yang tidak sesuai dalam dirinya.

Jenis-Jenis Self Healing

Apa saja jenis-jenis metode penyembuhan diri yang dilakukan tanpa obat-obatan? Berikut ini akan dikemukakan jenis-jenis self healing menurut para ahli, selain itu pembahasan ini juga akan dikemukakan manfaat dari berdasarkan jenis-jenisnya. Untuk itu penjelasan ini akan diuraikan, yaitu sebagai berikut:

1. Forgiveness

Apa itu forgiveness? Menurut Ghani (2011) arti dari istilah tersebut sebenarnya menggambarkan suatu kondisi dan proses individu dalam melepaskan beberapa emosi negatif yang diakibatkan dari orang lain seperti kemarahan, rasa sakit, dan dendam. 

Hal ini menunjukkan bahwa dalam melakukan self healing seseorang dapat melakukan proses pelepasan kemarahan, dendam dan rasa nyeri karena konflik yang dilakukan dengan orang lain. hal ini menjadi penting karena dengan adanya forgiveness maka seseorang dapat melepaskan segala emosi negatif agar tidak berlanjut terlalu lama. 

Baca Juga:

Worthingthon & Scherer (2004) menyebutkan bahwa forgiveness merupakan sebuah proses perubahan dari emosi yang negatif seperti tersinggung, marah dan sakit hati menjadi emosi positif seperti berempati, bersimpati dan berbuat kebajikan. 

Dasar dari forgiveness adalah melakukan sebuah proses perubahan untuk melepaskan emosi negatif menjadi positif sehingga membuat orang menjadi berempati, bersimpati, dan melakukan hal-hal kebajikan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat menggambarkan pada kita bahwa forgiveness merupakan suatu proses dalam mengobati luka batin, yang menyingkirkan pikiran negatif dan berusaha agar diri kita selalu berpikir positif dalam mengadapi suatu masalah atau konflik tertentu.

Manfaat Forgiveness

Apa manfaat dari forgiveness? Setiap proses dalam melakukan sesuatu pasti mendapatkan manfaatnya, begitu juga dengan upaya melakukan forgiveness  atau proses memaafkan diri sendiri. Adapun manfaat forgiveness menurut para ahli yaitu sebagai berikut:

  • Ghani (2011) forgiveness diartikan sebagai suatu upaya atau proses dalam melepaskan kemarahan, rasa nyeri, dendam yang diakibatkan dari orang lain. Apabila seseorang dapat melakukan proses ini, maka mereka akan mendaparkan manfaatnya seperti melepaskan amarah, nyeri dendam dan emosi negatif lainnya yang dirasakan.
  • Woodyatt, Wenzel, & de Vel-Palumbo (2017) manfaat forgiveness yang lain yaitu memiliki dampak positif untuk meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan seperti kesejahteraan kehidupan yang baik, serta memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang baik.
  • Menurut Pradana (2020) forgiveness merupakan hal yang penting untuk kehidupan yang sekarang dan masa depan karena dengan menerapkan forgiveness maka seseorang dapat menghadapi konflik dimasa sekarang sehingga lebih mudah untuk dimaafkan. 

Manfaat yang didapatkan merupakan hasil dari proses individu yang telah melepaskan rasa marah, dendam dan beberapa emosi negatif sehingga muncul kesejahteraan kehidupan yang lebih baik dengan emosi yang lebih positif. 

2. Gratitude

Apa itu Gratitude? Bagi para ahli istilah ini banyak memiliki persamaan dengan konsep syukur yang menjadi salah satu bagian pembahasan dalam kajian psikologi positif. Menurut Hambali, Meiza, & Fahmi (2015) dalam istilah psikologi gratitude dianggap ada persmaan dengan konsep kebersyukuran, yang merupakan suatu kegiatan ketika diawali dengan niat yang baik serta sikap positif, kemudian gambaran tindakan baik dan bermoral.

Dengan demikian istilah tersebut menggambarkan seseorang agar mampu memiliki sikap yang positif dan niatan yang baik dalam kehidupan. Hal ini tentunya sangat penting untuk ditumbuhkan dalam diri seseorang agar dapat bepikir secara positif. 

Hal yang sama juga diuraikan oleh (Haryanto & Kertamuda, 2016) tentang istilah gratitude ini diartikan sebagai suatu upaya seseorang agar bisa memanfaatkan dari apa yang mereka miliki ketika menjalani kehidupan dengan hal-hal yang cenderung positif. 

Artinya konsep kebersyukuran yang memilki persamaan dengan gratitude pada intinya merupakan sebuah sikap yang positif  seseorang dalam kehidupan. Sikap positif tersebut tumbuh dengan memnfaatkan apa yang telah dimiliki selama proses kehidupan. Pada proses kehidupan tentunya gratitude baik untuk diterapkan kepada semua orang agar dapat memahami proses kehidupan secara positif.

Manfaat Gratitude

Mengembangkan kemampuan gratitude atau rasa kebersyukuran tentunya tidak terlepas dari beberapa manfaat yang akan didapatkan, seperti yang akan diuraikan sebagai berikut:

  • Menumbuhkan Sikap Positif

Salah satu manfaat dalam melakukan proses gratitude atau rasa syukur adalah dapat menumbuhkan sikap yang positif. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Haryanto & Kertamuda (2016) bahwa upaya tersebut dapat membuat seseorang bisa memanfaatkan apa yang mereka miliki selama proses kehidupannya dan dijadikan sebagai hal-hal yang positif.

  • Mengurangi Rasa Ketidakpuasan

Manfaat berikutnya adalah individu dapat mengurangi rasaa ketidakpuasaannya. Sebagaiamana penjelasan oleh Dwinanda (2016) bahwa gratitude bisa membuat peningkatan pada emosi yang positif pada individu, sehingga mengurangi rasa akan ketidakpuasan terhadap sesuatu.

  • Memperbaiki Pikiran Negatif

Manfaat gratitude yang lainnya adalah dapat memperbaiki pikiran yang negatif. Hal ini diuraikan oleh Dwinanda (2016) bahwa sikap kebersyukuran sebenarnya membuat seseorang untuk bisa meningkatkan kemampuannya, seperti berpikiran yang positif. Kemudian hal itu bisa berdampak pada mereka untuk terus memperbaiki pikiran negatif, yang ada pada seseorang.

3. Self Compassion 

Apa itu self compassion? Menurut (Neff, 2011) menyebutkan bahwa self- compassion merupakan pemaknaan serta pandangan dalam diri atas ketidakmampuan yang dimiliki, sehingga dapat menumbuhkan empati terhadap seseorang yang belum beruntung dan memiliki keinginan untuk menolong. 

Menurut Germer (2009) memberikan kebaikan yang sama kepada diri sendiri dan orang lain ketika merasa kesakitan dengan mengabaikan rasa takut, menolak untuk menjauhi, dan hanya kebaikan yang ada dalam diri individu merupakan definisi dari self compassion. 

Dasarnya konsep self compassion ini tumbuh dalam diri individu dengan keadaan baik untuk diri sendiri dan orang lain sehingga dapat membantu sesama jika self compassion ini tumbuh dalam diri seseorang. 

Manfaat Self Compasion 

Secara keseluruhan manfaat dari penerapan self compassion telah dijelaskan pada bagian definisi. Beberapa manfaat yang dapat didapatkan dalam penerapan self compassion adalah: 

  • Menumbuhkan sikap positif 

Menumbukan sikap positif dapat dilakukan dengan menerapkan konsep self compassion. Neff (2011) menyebutkan bahwa self-compassion merupakan pemaknaan serta pandangan dalam diri atas ketidakmampuan yang dimiliki, sehingga dapat menumbuhkan empati terhadap seseorang yang belum beruntung dan memiliki keinginan untuk menolong. 

Hal ini menujukkan bahwa sikap positif seperti berempati membuat seseorang memiliki keinginan untuk berbuat baik dengan orang disekitarnya yang salah satunya adalah menolong. 

  • Menumbuhkan sikap baik kepada diri sendiri dan orang lain 

Selaras dengan penyataan di atas disebutkan bahwa manfaat dari menerapkan self compassion adalah menumbuhkan sikap positif. Namun, sikap positif ini tidak dilakukan kepada diri sendiri saja melainkan juga dengan orang lain. 

Menurut Germer (2009) self compassion adalah memberikan kebaikan yang sama kepada diri sendiri dan orang lain ketika merasa kesakitan dengan mengabaikan rasa takut, menolak untuk menjauhi, dan hanya kebaikan yang ada dalam diri individu. Kebaikan yang muncul tidak hanya diterapkan kepada diri sendiri.

4. Mindfullness 

Apa itu Mindfullness? Menurut (Segal, William, & Teasdale: 2012) menjelaskan bahwa istilah tersebut merupakan kemampuan seseorang dalam melibatkan kesadarannya terhadap suatu pengalaman atau kondisi tertent, yaitu dengan cara-cara tidak menghakimi diri sendiri, lembut serta adanya sikap penerimaan terhadap kondisi yang dialami (dalam Islamiyah, Sismawati, & Kaloeti, 2020). 

Pada dasarnya sikap mindfulness ini tumbuh atas kesadaran akan pengalaman yang didapatkan dengan respon sikap yang postif seperti tanpa penghakiman, menerima penuh pengalaman, dan tidak memberikan penilaian. 

(Savitri & Listiyandini, 2017) Pada dasarnya setiap orang memiliki pengalaman masing-masing, namun diantaranya terdapat beberapa orang yang memberikan penilaian ataupun tidak. 

Konsep kesadaran dalam penerimaan pengalaman tanpa memberikan penilaian merupakan konsep dari mindfulness. Pengembangan sikap mindfulness dapat membantu seseorang dalam menumbuhkan sikap positifnya. 

Manfaat Mindfullness

Apa saja manfaat dari mindfullnessUntuk menjawab pertanyaan ini, maka kita akan melihatnya dari beberapa hasil penelitian tentang manfaat dari proses pembelajaran mindfulness. Adapun beberapa manfaat yang akan diuraikan, yaitu sebagai berikut: 

  • Penelitian manfaat mindfullness oleh Wulandari & Gamayanti (2014)

Pada penelitian ini Wulandari & Gamayanti (2014) menjelaskan bahwa mindfulness bisa membuat seseorang dapat meningkatkan konsep diri agar menjadi lebih positif dalam menghadapi setiap kondisi dalam kehidupan mereka.

Pada penelitian tersebut diketahui bahwa konsep diri setelah mengikuti terapi mejadi lebih positif dengan lebih mengenal diri serta potensi yang dimiliki, mulai memandang positif pada diri sehingga lebih bahagia, serta memunculkan perilaku yang lebih bersyukur dalam kehidupan.

  • Penelitian manfaat mindfullness oleh Romadhani & Hadjam (2017)

Pelatihan mindfulness dapat membantu seseorang untuk menurunkan stress. Penelitian yang dilakukan oleh Romadhani & Hadjam (2017) mendapatkan hasil bahwa mampu menurunkan tingkat stress. Hal ini dapat terjadi karena pada saat proses pelatihan peserta merasa manfaat dengan merasa lebih bersyukur dan hal tersebut dapat menurunkan tingkat stress. 

5. Positive Self Talk 

Apa itu positive self talk? Menurut Burnett (1996) istilah ini diartikan sebagai suatu pembicaraan dengan diri sendiri atau internal, yang dilakukan secara terstruktur dari dalam diri dan untuk pribadinya sendiri sebagai pemahaman atau gambaran dalam pemikiran tentang diri sendiri dan dunianya, (dalam Marhani, Sahrani, & Monika, 2018). 

Self talk dapat membantu seseorang dalam memotivasi kinerja. Hal ini diungkapkan oleh Chroni (2007) yang menyebutkan bahwa self talk adalah dialog ekesternal ataupun internal yang diterapkan untuk memberikan instruksi dan penguatan pada kinerja seseorang selama melakukan pekerjaan (dalam Indraharsani & Budisetyani, 2017). 

Self talk adalah dialog pada diri sendiri secara eksternal ataupun internal yang dapat membantu seseorang dalam meningkatkan motivasi pekerjaan. Hal ini tentunya memiliki sisi positif apabila self talk dilakukan secara positif. 

Manfaat Positive Self Talk

Apa saja manfaat dari positive self talk? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka kita akan melihatnya dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wulaningsih, 2016) yang menyebutkan beberapa manfaat adanya positive self talk yaitu sebagai berikut: 

  • Suasana Hati Menjadi Lebih Baik

Positive self talk sangat bermanfaat dalam merubah suasana hati seseorang agar menjadi lebih baik, karena hal itu dilakukan dengan berdialog dengan diri sendiri secara positif.

  • Mengevaluasi Tindakan untuk Lebih Positif

Manfaat positive self talk dari yang berikutnya adalah membuat seseorang dapat melakukan rangsangan dan mengarahkan dirinya, sebagai upaya untuk melakukan evaluasi dari tindakan mereka. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi hal positif untuk dilakukan untuk mencapai tujuannya, sehingga menambah semangat, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas serta tidak mudah putus asa.

  • Suasana Hati yang Positif pada Saat Lelah

Positive self talk dapat bermanfaat bagi individu agar tetap dalam keadaan suasana hati yang terus lebih baik, ketika diperhadapkan dengan kondisi atau situasi yang tidak diinginkan atau pada saat mereka mengalami kelelahan. Hal itu biasanya dilakukan dengan kemampuan mereka dalam membuat ungkapan yang positif pada diri mereka sendiri.

6. Expressive Writing 

Apa itu expresive writing? Pada dasarnya istilah ini merupakan cara seseorang dalam mengobati luka batin dengan mengeksrpesikan diri dengan cara menulis. Menulis adalah salah satu media untuk menghilangkan emosi yang negatif. Hal ini yang menyebabkan menulis dijadikan sebagai media untuk terapi. 

Menurut Darnati, Sugiato, & Sunarko (2018) expressive writing diartikan sebagai upaya dalam psikoterapi kognitif untuk mengatasi beberapa masalah seperti kecemasan, depresi dan bahkan stres. Kemudian hal itu dapat membantu individu agar bisa mengekspresikan pikiran dan perasaan mereka pada hal-hal atau peristiwa yang bisa menyenangkan.

Dengan demikian expresive writing ini banyak digunakan sebagai metode atau media terapi pada seseorang untuk menurunkan tingkat kecemasan, depresi serta stres yang dialami mereka. Ini juga diartikan sebagai terapi menulis yang menekankan aspek emosional dan bisa saja secara bebas, tanpa harus memperhatikan kaidah penulisan, (Samsuddin, 2018). 

Manfaat Expressive Writing

Apa saja manfaat expressive writing? atau cara menyembuhkan luka batin dengan cara menulis? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka ada beberapa yang akan diuraikan mengenai manfaatnya, yaitu sebagai berikut:

  • Manfaat pertama dari expressive writing yang dapat diketahui dari suatu metode terapi ini adalah bisa menurunkan stres, rasa cemas dan depresi. 
  • Di sisi lain terapi menulis dapat memberikan manfaat positif pada psikis dan fisik. Menurut Samsuddin (2018) terapi ini dapat berpengaruh baik bagi kesejahteraan psikis seseorang sehingga dapat mengurangi kecemasan, memperbaiki suasana hati dan menurunkan ketengangan. Manfaat yang didapat pada terapi ini jika berlangsung secara jangka panjang dapat membantu memberikan kesehatan yang baik bagi tubuh dan mengurangi resiko terkena penyakit karena banyak emosi negatif yang dikeluarkan melalui terapi ini. 

7. Relaksasi 

Apa itu relaksasi? Menurut Suyono, Triyono, & Handarini (2016) menjelaskan istilah tersebut sebagai suatu bentuk terapi dengan cara memberikan sebuah perintah pada seseorang seperti menutup mata, kemudian berkonsentrasi di bagain pernapasan sehingga memicu suatu keadaan yang nyaman, tenang serta adanya perintah gerakan-gerakan mulai dari bagian kepala sampai pada kaki yang dilakukan dengan sistematis. 

Relaksasi juga sebenarnya dapat membantu individu agar mereka merasa lebih rileks, karena dapat memfokuskan diri untuk lebih dalam melakukan konsentrasi serta bisa merilekskan semua anggota tubuhnya. 

Selain itu menurut Kazdin (2001) pengertian relaksasi diratikan sebagai suatau terapi untu perilaku berdasarkan beberapaa teknik yang terus dikembangkan sebagaimana padaa komponen dan terus berulang-ulang, seperti ungkapan kata-kata, prayer phrase, suara, body sensation atau aktivitas ototnya (dalam Sari & Subandi, 2015). 

Manfaat Relaksasi

Apa saja manfaat dari relaksasi bagi seseorang dalam menyembuhkan luka batin yang dimiliki seseorang. Adapun manfaat yang dapat dirasakan dalam melakukan relaksasi adalah menurunkan tingkat kecemasan. 

Menurut Sari & Subandi (2015) relaksasi dapat menurunkan tingkat kecemasan dan mengubah adanya sesuatu yang positif, karena mengikuti pelatihan relaksasi. Hal ini dapat terjadi karena pada saat relaksasi peserta diarahkan untuk berfokus pada kegiatan pernafasan sehingga terciptanya kondisi yang nyaman dan rileks. 

8. Manajemen Diri 

Apa itu manajemen diri? Yaitu suatu proses mengatur dan mengelola diri sendiri secara efektif. Ini melibatkan penggunaan strategi dan keterampilan untuk mengatur waktu, energi, emosi, dan tujuan pribadi agar mencapai keberhasilan dan kesejahteraan yang optimal.

Manajemen diri melibatkan pemahaman yang mendalam tentang tujuan, nilai-nilai, dan kebutuhan pribadi, serta kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan yang konsisten dengan visi pribadi tersebut. Ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan, mengelola stres, mengatur prioritas, dan menghindari atau mengatasi prokrastinasi.

Selain itu, manajemen diri juga mencakup kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik, termasuk mengontrol emosi negatif seperti marah, kecewa, atau frustasi. Ini melibatkan penggunaan strategi seperti relaksasi, refleksi diri, dan komunikasi yang efektif.

Manajemen diri juga melibatkan pengelolaan waktu yang efektif, termasuk perencanaan kegiatan, pengaturan jadwal, dan penggunaan waktu secara efisien. Ini melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi tugas yang paling penting, mengatur prioritas, dan menghindari pemborosan waktu.

Dengan menguasai manajemen diri, seseorang dapat meningkatkan produktivitas, mencapai tujuan pribadi dan profesional, mengatasi tantangan, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Manfaat Manajemen Diri

Apa saja manfaat dari manajemen diri? atau self manajemen? Untuk menjawab pertanyaan ini alangkah baiknya kita melihat beberapa uraian yang dikemukakan oleh tentang manfaat dari teknik ini, yaitu sebagai berikut:

  • Meningkatkan produktivitas

Dengan menerapkan manajemen diri yang efektif, seseorang dapat mengatur waktu dengan lebih baik, mengidentifikasi prioritas, dan mengatur kegiatan sehingga menjadi lebih produktif. Manajemen diri membantu menghindari penundaan, meningkatkan fokus, dan mengoptimalkan penggunaan waktu.

  • Meningkatkan kemandirian

Manajemen diri melibatkan kemampuan untuk mengatur dan mengendalikan diri sendiri. Dengan mengembangkan keterampilan ini, seseorang dapat menjadi lebih mandiri dalam mengambil keputusan, mengatasi tantangan, dan mencapai tujuan pribadi.

  • Mengurangi stres

Dengan memanajemen diri dengan baik, seseorang dapat mengurangi stres yang muncul akibat tuntutan dan tekanan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengatur waktu, menetapkan batasan yang sehat, dan mengembangkan strategi pengelolaan stres, seseorang dapat merasa lebih tenang dan seimbang.

  • Meningkatkan kualitas hidup

Manajemen diri dapat membantu seseorang mencapai keseimbangan baik itu kehidupan pribadinya maupun pekerjaannya. Dengan mengelola waktu dan energi dengan bijak, seseorang dapat mengalokasikan waktu untuk kegiatan yang penting, seperti menjaga hubungan sosial, beristirahat, berolahraga, dan mengejar minat pribadi. Hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

  • Meningkatkan ketercapaian tujuan

Dengan mengatur tujuan yang jelas dan mengelola diri sendiri dengan baik, seseorang dapat meningkatkan peluang mencapai tujuan mereka. Manajemen diri membantu mengidentifikasi langkah-langkah yang diperlukan, menjaga motivasi, dan mengatasi hambatan yang mungkin muncul dalam mencapai tujuan.

  • Meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik

Dengan mengelola diri sendiri secara efektif, seseorang dapat mengurangi tekanan dan meningkatkan kesejahteraan mental dan fisik. Manajemen diri yang baik melibatkan perhatian terhadap kebutuhan fisik, seperti tidur yang cukup, makan dengan sehat, dan berolahraga secara teratur. Selain itu, manajemen diri juga melibatkan pengaturan emosi, menjaga keseimbangan, dan mengembangkan ketahanan mental.

Penerapan manajemen diri yang baik membutuhkan kesadaran diri, disiplin, dan latihan terus menerus. Dengan mengembangkan keterampilan manajemen diri, seseorang dapat mencapai keseimbangan, keberhasilan, dan kualitas hidup yang lebih baik

9. Guided Imagery

Apa itu guided imagery? Istilah ini juga dikenal sebagai bentuk visualisasi terpandu atau suatu teknik yang melibatkan penggunaan gambaran mental yang terpandu dalam mempengaruhi pikiran, emosi, dan respon fisik seseorang. 

Hal itu juga melibatkan membayangkan atau menggambarkan suatu situasi atau pengalaman dengan menggunakan indra dalam pikiran, seperti penglihatan, pendengaran, perasaan, bau, dan rasa. Selain itu akan akan dikemukakan pengertian guided imagery menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

  • Guided Imagery Menurut Novarenta (2013) 

Guided imagery juga diartikan sebagai salah satu metode relaksasi yang dilakukan dengan cara mengkhayal tempat dan kejadian yang berhubungan dengan rasa yang menyenangkan (dalam Sugiyanti, Suharyanti, & Priyanto, 2017).

  • Guided imagery Menurut Purnama (2015: 2)

Guided imagery dipahami sebagai metode yang dianggap bisa digunakan sebagai upaya menurunkan tingkat kecemasan individu, hal itu dilakukan seperti membayangkan suatu keadaan atau pengalaman yang cenderung menyenangkan secara terbimbing dengan melibatkan indera.

  • Guided imagery Menurut Martin (2012: 65)

Guided imagery dianggap sebagai salah satu teknik yang bisa menciptakan efek relaksasi pada mereka yang melakukannya. Hal ini biasanya dilakukan dengan memanfaatkan imajinasi seseorang secara terbimbing dan itu tujuannya sebagai upaya pengembangan relaksasi maupun meningkatkan kualitas hidup seseorang.

  • Guided imagery Menurut Snyder (2006)

Guided imagery dartikan sebagai hal-hal yang dirasakan melalui indra dalam membentuk suatu representasi mental yang terdiri sesuatu seperti situasi, objek, tempat, peristiwa. Kemudian saat berimajinasi juga membuat mereka seakan-akan dapat membayangkan atau melihat sesuatu seperti merasakan, mencium, mendengar atau menyentuhnya.

Pengertian di atas dapat diketahui bahwa guided imagery merupakan salah satu metode relaksasi yang berfokus pada proses mengkhayal hal-hal yang menyenangkan sehingga dapat membantu untuk mengurangi ketegangan. Relakssi ini dapat diterapkan karena memiliki manfaat yang positif bagian yang mempraktikan. 

Manfaat Guided Imagery

Apa saja manfaat dari Guided imageryWeinberg dan Gould (1995: 303), menjelaskan bahwa dengan mengembangkan kemampuan imagery, kondisi fisik dan psikis seseorang akan menjadi lebih baik. 

Tujuan dari guided imagery adalah memanfaatkan kekuatan imajinasi dan pikiran bawah sadar untuk menciptakan perubahan positif dalam kesejahteraan mental, emosional, dan fisik seseorang. Teknik ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk pengelolaan stres, pemulihan dari penyakit atau cedera, peningkatan kinerja olahraga, pemulihan trauma, meningkatkan kreativitas, atau peningkatan konsentrasi dan fokus.

Manfaat dari guided imagery meliputi relaksasi, pengurangan kecemasan, peningkatan motivasi, peningkatan pemulihan fisik, meningkatkan kualitas tidur, peningkatan kepercayaan diri, dan peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, guided imagery dapat digunakan sebagai bagian dari terapi yang lebih luas, seperti terapi perilaku kognitif, terapi relaksasi, atau terapi kognitif.

Penting untuk dicatat bahwa guided imagery bukan pengganti perawatan medis atau psikoterapi yang sesuai, tetapi dapat digunakan sebagai alat tambahan atau komplementer untuk meningkatkan kesejahteraan individu. Jika Anda tertarik untuk menggunakan guided imagery, penting untuk mencari bimbingan dari profesional yang berpengalaman dalam praktik ini.

Kesimpulan

Beberapa jenis self healing atau ragamnya tersebut sebenarnya dapat membantu seseorang seperti bisa perbaikan mood maupun suasana hatinya (Ivanchenko, 2020). Tidak hanya itu banyak temuan terbaru juga yang menjelaskan bahwa aktivitas ini bisa memperkuat sistem imun seseorang, seperti dalam kondisi pandemi, (Farmawati dkk., 2020).

Manfaat yang disebutkan di atas mungkin memberikan kita sedikit gambaran untuk suatu pengobatan luka batin. Namun pembahasan selanjutnya akan menguraikan jenis-jenis self healing dan manfaat dari setiap jenis-jenis tersebut.

Referensi

 

Chan, E. S., Koh, D., Teo, Y. C., Hj Tamin, R., Lim, A., & Fredericks, S. 2013. Biochemical and psychometric evaluation of Self-Healing Qigong as a stress reduction tool among first year nursing and midwifery studentsComplementary Therapies in Clinical Practice19(4), 179–183.


Cornish, M. A., & Wade, N. G. 2015. A therapeutic model of self-forgiveness with intervention strategies for counselors. Journal Counseling and Development93(I), 96–104. 


Crane, P. J., & Ward, S. F. 2016. Self-healing and self-care for nursesAORN Journal104(5), 386–400. 


Danarti, N. K., Sugiarto, A., & Sunarko,. 2018. Pegaruh expressive writing therapy terhadap penurunan depresi, cemas, dan stress pada remaja. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(1), 48-61 


Definition of Self-Healing. (t.t.). Dilansir pada 12 September 2021, dari https://www.merriam-webster.com/dictionary/self-healing


Dwinanda, R. F. 2016. Hubungan gratitude dengan citra tubuh pada remaja. Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(1), 34-41. 


Enright, R. D. (1996). Counseling within the forgiveness triad: On forgiving, receiving forgiveness, and self- forgiveness. Counseling and Values40(2), 107–126. 


Farmawati, C., Ula, M., & Qomariyah. 2020. Prevention of COVID-19 by Strengthening Body’s Immune System through Self-HealingPopulasi28, 70–81.


Ghani, A.H. 2011. Forgiveness therapy. Yogyakarta: Kanisius 


Graham, K. L., Morse, J. L., O’Donnell, M. B., & Steger, M. F. 2017. Repairing meaning, resolving rumination, and moving toward self-forgiveness. In Handbook of the psychology of self-forgiveness (pp. 59–72). Springer. 


Germer, C.K. (2009). The mindful path to selfcompassion: Freeing yourself from destructive thoughts and emotions. New York: The guilford press. 


Hall, J. H., & Fincham, F. D. 2005. Self- forgiveness: The stepchild offorgiveness research24(5), 621–637. 


Hambali, A. Meiza, A. & Fahmi, I. 2015. Faktor-faktor yang berperan dalam kebersyukuran (gratitude) pada orangtua anak berkebutuhan khusus perspektif psikologi islam. Psympatic: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(1), 94-101. 


Haryanto, H. C. & Kertamuda, F. E. 2016. Syukur sebagai sebuah pemaknaan. Insight, 18(2), 109- 118. 


Indraharsani, I. A. S. & Budisetyani, I.G.A.P W. (2017). Efektif self talk positif untuk meningkatkan performa atlet basket. Jurnal Psikologi Udayana, 4(2), 367-378. 


Ivanchenko, A. 2020. Positive impact of recreational techniques for the self-healing of the bodyEstudos de Psicologia (Campinas)37.


Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih. 2016. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT Indeks. 


Marhani, I., Sahrani, R., & Monika, S. 2018. Efektivitas pelatihan self talk untuk meningkatkan harga diri remaja korban bullying: Studi pada siswa SMP X Pasar Minggu. Inspriratif Pendidikan, 7(1), 11-22 


Neff, K.D. 2011. Self-compassion: Stop beating yourself up and leave insecurity behind. New York: Harper collins publisher inc. 


Novarenta, A. 2013. Guided Imagery untuk Mengurangi Rasa Nyeri Saat Menstruasi. Jakarta: EGC.


Pradana, R. M., 2020. Forgiveness pada skizofrenia remisi yang sudah berkeja. Character: Jurnal Penelitian Psikologi, 7(3), 95-109. https://ejournal.unesa.ac.id/ index.php/character/article/view/35737 


Rahmasari, Diana. 2020. Self Healing is Knowing Your Own Self. UNESA University Press. Surabaya.


Samsuddin, M.R. B. 2018. Terapi menulis dalam meningkatkan self comfidence seorang mahasiswi Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya. Skripsi. Surabaya: Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 


Savitri, W. C. & Listiyandini, R. A. 2017. Mindfulness dan kesejahteraan psikologis pada remaja. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 2(1), 43-59. 


Sari, A. D. K. & Subandi. 2015. Pelatihan teknik relaksasi untuk menurunkan kecemasan pada primary cargiver penderita kanker payudara. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology, 1(3), 173-192. 


Snyder, M., & Lindquist, R. 2002. Complementary/alternaive therapies in nursing (4th ed). New York: Springer publishing company.


Suyono, Triyono, & Handarini, D. M. 2016. Keefektifan teknik relaksasi untuk menurunkan stress akademik siswa SMA. Jurnal Pendidikan Humaniora, 4(2), 115-120. 


Vignesh, M., Priya, A. J., & Devi, R. G. 2019. Scientific and therapeutic effects of self-healingDrug Invention Today11(10), 3.


Wulandari, F. A. & Gamayanti, I. L. 2014. Mindfulness based cognitive therapy untuk meningkatkan konsep diri remaja post-traumatic stress disorder.Jurnal Intervensi Psikologi, 6(1), 265- 280. 


Wulaningsih, I. 2016. Efektivitas positive self talk terhadap motivasi belajar pada siswa kelas IX SMPN 3 Banguntapan. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan.

 

Woodyatt, L., & Wenzel, M. 2013. Self-forgiveness and restoration of an offender following an interpersonal transgression. Journal of Social and Clinical Psychology, 32(2), 225–259.

 

Woodyatt, L., & Wenzel, M. 2013. The psychological immune response in the face of transgressions: Pseudo self-forgiveness and threat to belonging. Journal of Experimental Social Psychology, 49, 951–958.


Woodyatt, L., Worthington, E. L., Wenzel, M., & Griffin, B. J. (Eds.). 2017. Handbook of the Psychology of Self- Forgiveness


Woodyatt, L., Wenzel, M., & de Vel-Palumbo, M. 2017. Working through psychological needs following transgressions to arrive at self- forgiveness. In L. Woodyatt, E. L. Worthington Jr., M. Wenzel, & B. J. Griffin (Eds.), Handbook of the psychology of self-forgiveness (Chapter 4). New York, NY: Springer. 


Worthington, E. L., & Scherer, M. 2004. Forgiveness is an emotion-focused coping strategy that can reduce health risks and promote health resilience: Theory, review, and hypotheses. [versi elektronik]. Psychology & Health. 19(3), 385-405. 

Post a Comment

Post a Comment