EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

Mengenal Apa Itu Pola Asuh Demokratis? Beserta Aspek-Aspek Dan Dampaknya Terhadap Anak

Perkembangan anak adalah hal penting yang harus ada peran keluarga atau orang tua di dalamnya, sehingga anak itu dapat tumbuh sebagaimana mestinya dengan kepribadian yang sehat atau matang. Untuk itu keluarga atau orang tua harus mempunyai pola asuh yang efektif terhadap perkembangan seorang anak. Lantas apa itu pola asuh?

Pola asuh adalah pendekatan yang digunakan oleh orang tua atau wali dalam memelihara, mendidik, dan mengarahkan perkembangan anak. Pola asuh dapat mencakup gaya, pendekatan, dan strategi yang digunakan untuk mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. 

Menurut Diana Baumrind (1966) yang merupakan seorang psikolog perkembangan yang mengidentifikasi tiga gaya pola asuh yang berbeda. Menurut Baumrind, pola asuh otoritatif melibatkan keterlibatan tinggi dari orang tua, aturan yang jelas, dan pengakuan terhadap kebutuhan anak. 

Kemudian yang berikutnya adalah pola asuh otoriter melibatkan kontrol yang ketat dan kedisiplinan tinggi. Sementara itu, pola asuh permisif melibatkan keterlibatan rendah dan kurangnya disiplin yang konsisten.

Mengenal Apa Itu Pola Asuh Demokratis? Beserta Aspek-Aspek Dan Dampaknya Terhadap Anak
Gambar. Mengenal apa itu pola asuh demokratis? Beserta aspek-aspek dan dampaknya terhadap anak. Sumber. pixabay.com

Di sisi lain Albert Bandura (1977) yang merupakan seorang psikolog juga menekankan peran penting pemodelan dalam pola asuh. Menurut Bandura, orang tua sebagai model memiliki pengaruh yang kuat pada perilaku anak. Pola asuh yang menggambarkan perilaku yang diinginkan dan memberikan penguatan positif akan membantu anak untuk mengadopsi perilaku yang diinginkan tersebut.

Dengan demikina ada berbagai macam atau jenis-jenis pola asuh yang dapat diterapkan oleh orang tua, seperti demokratis, otoriter dan primisif. Pada pembahasan sebelumnya kita telah menyajikan beberapa ulasan mengenai pola asuh, namun hal itu belum pada jenis pola asuh demokratis.

Untuk itu pada pembahasan ini kita akan mencoba mengenal lebih jauh tentang pola asuh demokratis, sebagaimana kita akan melihatnya berdasarkan pengertian menurut para ahli, aspek-aspek pola asuh demokratis dan ciri-cirinya.

Pengertian Pola Asuh Demokratis

Bagaimana para ahli mendefiniskan pola asuh demokratis? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka ada beberapa yang dapat disajikan mengenai pengertian pola asuh demokratis menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

  • Drew Edwards (2006: 57) 

Pola asuh orang tua demokratis adalah upaya yang memprioritaskan kepentingan anak, namun bukan berarti terlepas dari pengontrolan mereka. Artinya bagi orang tua dalam penerapan pola asuh demokratis bersikap rasional atau setiap tindakannya berdasarkan pada pemikrian rasional, dan tidak mengekang kebebasan anak.

  • Santrock (2007: 167)

Pola demokratis diartikan sebagai cara pengasuhan anak yang cenderung mendorong adanya kemandirian pada anak, akan tetapi tidak terlepas dari pengontrolan orang tua pada pada setiap tindakan anak-anak. Kemudian orang tua juga lebih menunjukan kehangatan dalam bersikap serta penyayang.

  • Utami Munandar (1999: 127) 

Pola asuh demokratis adalah cara orang tua dalam mendidik anak, di mana orang tua ada upaya memperhatikan ketika menentukan sesuatu berdasarkan pada kebutuhan anak itu sendiri.

  • Gunarsa dan Gunarsa (1995: 84)

Pola asuh demokratis adalah cara orang tua yang memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun hal itu tidak terlepas dari pengawasan orang tua yang diberikan berdasarkan pengertian dan kepentingan anak.

  • Shochib (2010)

Pola asuh demokratis adalah upaya atau cara orang tua dalam mendidik anak dengan memperhatikan keadaan dan kebutuhan anak itu sendiri. Kemudian hal itu dilakukan sebagai rasa penuh tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya.

  • Hurlock (2004) 

Pola asuh demokratis adalah cara orang tua dalam mendidik anak yang menekankan pada aspek pendidikan atau edukasi. Dengan demikian orang tua lebih sering memberikan pengertian, penjelasan dan pikiran rasional untuk selalu memahami apa yang terbaik dan dibutuhkan oleh anak demi perkembangannya.

Aspek-aspek Pola Asuh Demokratis

Apa saja aspek-aspek pola asuh demokratis? Untuk menjawab pertanyaan ini ada beberapa yang akan dikemukakan, sebagaimana menurut Stewart dan Koch (dalam Taty Krisnawati, 1999: 73) yang mengkungkapkan bahwa pola asuh demokratis memilki aspek-aspek yang pertama adalah adanya pandangan dari orang tua bahwa kewajiban dan hak antara orang tua dan anak sama.

Kedua, adanya rasa tanggung jawab orangtua terhadap segala sesuatu yang diperbuat oleh anak-anak sampai mereka menjadi dewasa. Ketiga, orang tua selalu berdialog dengan anak-anaknya, saling memberi dan menerima, selalu mendengarkan keluhan-keluhan dan pendapat anakanaknya. 

Aspek ketiga ini menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan alasannya kepada anakanaknya dalam bertindak, mendorong anak saling membantu dan bertindak secara obyektif, tegas tetapi hangat dan penuh pengertian.

Selain beberapa aspek yang disebutkan mengenai pola asuh demokratis di atas, ada juga beberapa yang dikemukakan oleh (Munandar, 1999: 127) yang menjelaskan bahwa pola asuh orang tua yang demokratis mempunyai aspek-aspek, yaitu sebagai berikut: 

1. Adanya Musyawarah dalam Keluarga

Musyawarah dalam keluarga merupakan aspek pertama bagi penerapan pola asuh demokratis. Artinya anak-anak terlibat ketika keluarga tersebut membuat peraturan, anak juga diajak berunding ketika memilih sekolah dan memecahkan masalah yang di hadapi anak-anak mereka.

2. Adanya Kebebasan yang Terkendali

Maksud dari adanya kebebasan pada anak bukan berarti tidak ada unsur pengawasan dari orang tua, atau membiarkan anak dalam pergaulan bebas sehingga berdampak negatif pada mereka. Kebebasan yang terkendali adalah membiarkan anak berekspresi namun selalu dalam pengawan orang tua yang tidak dipenuhi dengan unsur dominasi, tekanan atau kekerasan pada anak.

3. Adanya Pengarahan dari Orang Tua

Sebagaimana pada aspek sebelumnya yang memberikan adanya musyawarah dan kebebasan terkendali. Dalam aspek ini anak diberikan kesempatan dan kebebasan untuk memilih sesuai dengan keinginannya, namun tidak terlepas dari pengarahan orang tua untuk menjamin pilihan mereka tidak berdampak buruk.

Dalam aspek ini orang tua bisa saja menanyakan kepada anak tentang apa yang dilakukan di kesehariannya, kemudian memahami apa yang baik dan buruk dari hal itu. Selanjutnya bila ditemukan unsur keburukan lebih banyak.

Maka orang tua bisa memberikan penjelasan tentang perbuatan yang dilakukan anak dan menganjurkan untuk ditinggalkan tanpa tekanan dan kekerasan pada mereka. 

4. Adanya Bimbingan dan Perhatian

Aspek pola asuh demokratis berikutnya adalah adanya bimbingan dan perhatian dari hubungan orang tua dengan anak. Dalam hal ini tindakan yang harus diberikan oleh orang tua seperti memberikan teguran pada anak apabila melakukan kesalahan dan menjelaskan alasan kenapa perbuatan tersebut salah.

Maksud dari perhatian dari orang tua dalam pola asuh demokratis adalah adanya sikap orang tua yang mau mengetahui apa yang dibutuhkan oleh anak, kemudian memenuhinya, serta memberikan dukungan sesuai dengan potensi anak-anaknya.

5. Adanya Saling Menghormati antar Anggota Keluarga

Mengajarkan anak untuk saling menghormati di antara anggota keluarga adalah bagian dari aspek pola asuh demokratis. Peran orang tua di sini bisa saja mengajarkan untuk saling menolong antar sesama, edukasi tentang bagaimana ara menghargai orang yang lebih tua dan sebagainya. 

6. Adanya Komunikasi Dua Arah

Komunikasi dua arah harus ada dalam aspek pola asuh demokratis, apa yang diajarkan di sini misalnya anak diberikan kebebasan atau mengajak berpartisipasi dalam menyampaikan pendapat. Misalnya ada anak yang tidak menuruti perintah atau aturan yang ditetapkan oleh orang tua, maka yang harus dilakukan adalah tidak dengan memarahi atau adanya tindakan kekerasan.

Hal itu bisa saja dilakukan dengan meminta pendapat atau menanyakan kepada anak untuk memberikan penjelasan tentang alasan mereka tidak mau melakukan hal itu. Kemudian orang tua juga harus memberikan penjelasan mengenai pentingnya aturan itu kepada anak-anaknya.

Baca Juga:

Dampak Pola Asuh Demokratis Pada Anak

Tentunya setiap tindakan dan upaya orang tua dalam hubungannya dengan anak-anak mereka memliki dampak. Hal itu juga berlaku dengan orang tua yang menerapkan pola asuh demkoratis kepada anak-anaknya. Adapun beberapa dampak pola asuh demokratis dapat diuraikan, yaitu sebagai berikut:

1. Memberikan Kebebasan Pada Anak

Maksud dari memberikan kebebasan pada anak bukan berarti anak bebas melakukan apa saja, yang bahkan dapat merugikan diri mereka. Karena dalam pengasuhan demokratis juga tidak terlepas dari pengawasan orang tua. 

Memberikan kebebasan pada anak artinya mereka dapat menentukan pilihan tanpa tekanan dari orang tua, Misalnya anak bisa bebas memilih sekolah dan jurusan apa yang sesuai dengan minatnya. Kemudian pilihan ini orang tua dapat mendiskusikannya dengan mereka tanpa langsung mematahkan semangat mereka.

2. Anak Belajar Mengambil Keputusan

Ketika anak diberikan kebebasan dalam memilih sesuatu, misalnya di mana harus dia melanjutkan sekolah atau apa yang anak impikan. Maka dengan sendirinya mereka akan belajar mengambil suatu keputusan, yang kemudian hal itu juga tidak terlebas dari peran orang tua dalam memberikan pengawasan dengan banyak berdiskusi mengenai keputusan anak.

3. Anak Belajar Memecahkan Masalah

Apabila anak telah diberikan kebebasan dalam memilih dan mengambil keputusan yang disertai dengan musyawarah bersama orang tuanya. Maka dengan sendirinya anak akan merasakan dampak dari pilihannya tersebut, sehingga peran orang tua di sini adalah mengajarkan anak untuk menyelesaikan masalah-masalah itu.

4. Adanya Komunikasi Dua Arah

Dampak pola asuh demokratis yang berikutnya adalah adanya komunikasi yang baik antara hubungan orang tua dan anak. Sehingga mereka tidak merasa tertekan atau menjadi anak yang akan memberontak pada kedua orang tuanya.

Referensi

Bandura, A. 1977. Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.


Baumrind, D. 1966. Effects of Authoritative Control on Child Behavior. Child Development, 37(4), 887-907.


Casmini. 2007. Emotional Parenting: Dasar-Dasar Pengasuhan Kecerdasan Emosi Anak. Yogyakarta: Pilar media.


Drew Edwards. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur. Penerjemah: Ida Farida. Bandung: PT. Mizan Pustaka.


Gunarsa & Gunarsa. 1995. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.


Hurlock,B. Elizabeth. 2000. Perkembangan Anak/Child Development. Jakarta: Erlangga.


Mussen, P.H. 1994. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Edisi keenam. Alih Bahasa: F.X. Budiyanto, Consanto Widianto dan Arum Gayatri. Jakarta: Arcan


Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. (Alih Bahasa: Shinto B. Aldelar & Sherly Saragih). Jakarta: Penerbit Erlangga.


Taty Krisnawati. 1999. Studi Tentang Pengaruh Pola Asuhan Orang Tua terhadap Perkembangan Remaja Awal Murid-murid SMP Negeri II Yogyakarta, Tesis, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.


Utami, Munandar. 1999. Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Post a Comment

Post a Comment