EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

Mengenal Apa Itu Orientasi Seksual? Dan Jenis-Jenisnya

Hubungan antara manusia adalah bagian dari suatu kerangka orientasi seksual, yang membicarakan tentang bagaimana individu berinteraksi dengan individu maupun kelompok lainnya. Sehingga hal itu dapat membuat suatu ketertarikan yang ditunjukan baik dari pola perilaku, seksual maupun emosional mereka.

Ketertarikan perempuan terhadap laki-laki dan begitupun sebaliknya adalah salah satu jenis orientasi seksual yang sudah dikenal, dan dianggap wajar oleh lingkungan masyarakat pada umumnya yang dikenal dengan istilah heteroseksual. Namun dalam membicarakan oreintasi seksual yang berkembang saat ini tidak hanya itu, melainkan ada beberapa ragam dan jenisnya.

Mengenal Apa Itu Orientasi Seksual? Dan Jenis-Jenisnya
Gambar. Mengenal apa itu orientasi? seksual dan jenis-jenisnya. Sumber. pixabay.com

Untuk itu pada pembahasan ini kita akan mencoba mengenal lebih jauh tentang apa itu orientasi seksual, dan bagaimana para ahli mendefinisikannya. Kemudian pembahasan selanjutnya adalah mengenal apa saja jenis-jenis orientasi seksual?

Pengertian Orientasi Seksual

Apa itu orientasi seksual? Pertanyaan ini cukup penting sebelum kita berjalan lebih jauh mengenal jenis-jenisnya. Jhon Money adalah salah satu ilmuan yang memperkenalkan istilah orientasi seksual pada saat mempelajari psikologis dari kebingungan seksual. Adapun terdapat beberapa pengertian dan definisi orientasi seksual menurut para ahli, yaitu sebagai berikut:

  • American Psychological Association (APA) (2008)

Menurut American Psychological Association (APA) apa yang dimaksud orientasi seksual adalah suatu pola yang cenderung menentukan terhadap ketertarikan dalam hubungan seksual, romantis maupun emosional terhadap seseorang baik itu pada mereka yang jenis kelaminnya sama, berbeda maupun lebih dari salah satunya.

  • World Health Organization (WHO) (2017)

Orientasi seksual Menurut WHO (2017) diartikan sebagai bentuk arahan dari seseorang untuk merasa tertarik entah itu secara hubungan romantis, emosional maupun seksual pada mereka dengan jenis kelamin yang sama, berbeda maupun lebih dari salah satu jenis kelamin tersebut.

  • American Academy of Pediatrics (AAP) (2013)

Orientasi seksual menurut AAP (2013) adalah susunan perasaan atau daya tarik baik secara seksual, emosional maupun romantis pada orang lain yang berjenis kelamin sama, berbeda atau lebih dari salah satunya.

Penting untuk dicatat bahwa definisi dan pemahaman mengenai orientasi seksual terus berkembang seiring waktu, dan ada pendekatan yang beragam dari para ahli. Referensi yang disediakan di atas dapat memberikan pemahaman awal mengenai pandangan para ahli mengenai orientasi seksual.

Jenis-Jenis Orientasi Seksual

Terkait dengan jenis-jenis orientasi seksual, penting untuk dicatat bahwa ini adalah bidang penelitian yang terus berkembang, dan definisi serta klasifikasi mungkin berubah seiring waktu. Berikut ini beberapa contoh jenis-jenis orientasi seksual yang telah diidentifikasi oleh para ahli:

1. Heteroseksualitas

Freud (1915) menggambarkan heteroseksualitas sebagai orientasi seksual yang dominan di masyarakat dan menyatakan bahwa manusia secara alami cenderung tertarik pada lawan jenisnya. Seperti perempuan menyukai laki-laki sebagai lawan jenisnya dan begitupun sebaliknya laki-laki menyukai perempuan.

Di sisi lain Money (1988) mendefinisikan heteroseksualitas sebagai ketertarikan seksual atau romantis terhadap lawan jenis, yang biasanya berkembang secara alami selama masa perkembangan seksual.

Dengan demikian arti heteroseksual adalah suatu ketertarikan romantis, seksual, maupun emosional terhadap individu dengan jenis kelamin yang berbeda. Kemudian hal ini juga merupakan suatu bentuk orientasi seksual yang paling umum dikenal dalaam kehidupan masyarakat atau populasi pada umumnya.

2. Homoseksualitas

Apabila pada jenis orientasi seksual sebelumnya memiliki ketertarikan seksual, atau emosional terhadap individu dengan jenis kelamin berbeda. Maka pada jenis homoseksual memiliki ketertarikan pada jenis kelamin yang sama. Orang yang memiliki orientasi homoseksual sering disebut gay (pria menyukai pria) atau lesbian (wanita menyukai wanita).

Freud (1905) memberikan pengertian homoseksualitas adalah suatu bentuk peringatan atau penyimpangan dari orientasi seksual yang normal. Sedangkan Alfred Kinsey (1948) adalah seorang ahli biologi yang terkenal dengan penelitiannya tentang perilaku seksual manusia. Ia menggambarkan homoseksualitas sebagai variasi alami dalam orientasi seksual manusia.

Di sisi lain menurut American Psychological Association (APA) (2009) yang merupakan sebuah organisasi profesional yang mewakili psikolog di Amerika Serikat. Berdasarkan panduan APA mengartikan istilah homoseksualitas sebagai variasi normal dalam orientasi seksual manusia dan bukan gangguan mental.

Kemudian menurut Evelyn Hooker (1957) adalah seorang psikolog Amerika yang dikenal karena penelitiannya yang mengguncang mengenai homoseksualitas. Ia menemukan bahwa tidak ada perbedaan psikologis yang signifikan antara individu homoseksual dan heteroseksual. 

3. Biseksualitas

Jenis orientasi seksual ini berbeda dengan sebelumnya yang hanya tertarik pada jenis kelamin yang berbeda seperti heteroseksual dan homoseksual yaitu tertarik pada orientasi jenis kelamin yang sama. Pada biseksual bisa saja memiliki ketertarikan pada kedua jenis kelamin tersebut.

Menurut American Psychological Association (APA) (2008) berdasarkan pada panduan mereka, biseksualitas adalah orientasi seksual yang valid di mana seseorang merasakan ketertarikan romantis atau seksual terhadap individu dari kedua jenis kelamin.

Di sisi lain Freud (1905) semua individu memiliki kecenderungan atau potensi biseksual dan memiliki daya tarik terhadap kedua jenis kelamin. Dengan demikian biseksual artinya adalah orientasi seksual yang memiliki ketertarikan pada kedua jenis kelamin baik itu berbeda maupun yang sama dengan mereka.

4. Panseksualitas

Jenis orientasi seksual ini memanglah agak sedikit berbeda dengan yang disebutkan sebelumnya, lantas apa itu panseksual? Dengan kata lain orientasi seksual ini tidak hanya mempunyai kecenderungan ketertarikan tanpa memperdulikan pada jenis kelamin atau identitas maupun ekspresi gender mereka.

Freud (1905) mengartikan panseksualitas sebagai individu yang lebih mengarah  pada kemampuan seseorang untuk merasakan ketertarikan terhadap berbagai objek atau individu, termasuk berbagai jenis kelamin. 

Di sisi lain menurut Wilhelm Stekel (1922) seorang psikolog dan psikoanalis, mengembangkan teori tentang panseksualitas. Ia berpendapat bahwa panseksualitas adalah kecenderungan alami manusia untuk merasakan ketertarikan terhadap berbagai jenis kelamin, tidak hanya laki-laki atau perempuan. 

Kemudian arti panseksual menurut American Psychological Association (APA) (2017) mengakui panseksualitas sebagai orientasi seksual yang valid. Mereka menggambarkan panseksualitas sebagai ketertarikan romantis, emosional, atau seksual terhadap individu, tidak tergantung pada jenis kelamin atau identitas gender. 

Dengan demikian pengertian panseksual adalah jeinis orientasi seksual yang tidak hanya mempunyai ketertarikan pada jenis kelamin yang sama dan berbeda, melainkan pada sesuatu yang lain seperti orang-orang transgender.

5. Demiseksualitas

Jenis orientasi seksual ini juga berbeda dengan yang lain, sebagaimana telah diuraikan sebelumnya di atas. Lantas apa itu demiseksual? Bisa dikatakan istilah ini bisa memiliki ketertarikan baik itu romantis, emosional dan sebagainya apabila adanya suatu ikatan yang betul-betul terjalin terlebih dahulu. Walaupun istilah ini tidak secara umum dikenal dalam literatur ilmiah atau psikologi.

Walaupun istilah ini tidak secara umum dikenal dalam literatur ilmiah atau psikologi, namun telah diangkat dalam berbagai wacana. Arti dari jenis orientasi seksual ini cenderung merasakan ketertarikan seksual hanya dalam konteks hubungan yang erat dan intim.

Dalam hal ini, ketertarikan seksual bukanlah faktor yang muncul secara spontan atau hanya berdasarkan penampilan fisik seseorang, tetapi bergantung pada pembangunan hubungan emosional terlebih dahulu.

6. Aseksualitas

Apabila pada pembahasan sebelumnya menjelaskan tentang orientasi seksual yang memiliki ketertarikaan pada jenis kelamin baik itu berbeda dan sama maupun transgender. Nah, pada aseksual lebih mengarah pada ketidakmampuan atau ketiadan ketertarikan seksual pada sesuatu atau orang lain.

Menurut Anthony F. Bogaert (2004) seorang psikolog, memperkenalkan istilah aseksualitas mencoba memberikan pengertian yang lebih jelas. Menurutnya, aseksualitas adalah ketiadaan ketertarikan seksual yang berkelanjutan terhadap individu apa pun. 

Di sisi lain menurut Lori A. Brotto (2015) mengartikan aseksualitas sebagai kurangnya minat seksual yang signifikan, kurangnya hasrat seksual, atau kurangnya fantasi seksual yang menyebabkan distres. Menurutnya, aseksualitas adalah keadaan di mana individu tidak merasakan dorongan seksual secara umum. 

Kemudian menurut David Jay (2006) seorang aktivis aseksual terkenal, memberikan pengertian aseksualitas dari perspektif pengalaman pribadi. Menurutnya, aseksualitas adalah orientasi seksual di mana individu tidak merasakan ketertarikan seksual secara alami, meskipun mereka dapat mengembangkan hubungan intim dan romantis. 

7. Grey-Asexuality

Merujuk pada spektrum ketertarikan seksual yang berada di antara aseksualitas dan seksualitas. Individu dengan orientasi grey-asexuality mungkin mengalami ketertarikan seksual yang terbatas atau fluktuatif, atau mungkin merasa sulit mengidentifikasi tingkat ketertarikan seksual mereka.

Referensi

  • American-Psychological-Association (APA). 2008. Sexual-Orientation-and-Homosexuality.
  • American-Psychological-Association. 2008. Answers-to-Your-Questions: For-a Better-Understanding-of-Sexual-Orientation & Homosexuality.
  • American-Psychological-Association. 2009. Report-of-the-Task-Force-on Appropriate-Therapeutic-Responses-to-Sexual-Orientation.
  • American-Psychological-Association. 2017. Sexual-orientation-and-gender identity.
  • American-Academy-of-Pediatrics. 2013. Sexual-Orientation-and-Adolescents.
  • Brotto, L. A. 2015. The-DSM-5 sexual-dysfunctions: The-need-for-a-broader conceptualization-of-sexual-interest-in-asexual-individuals.
  • Bogaert, A. F. 2004. Asexuality: Prevalence-and-associated-factors-in-a national-probability-sample.
  • Bogaert, A. F. 2015. Understanding-Asexuality. Rowman & Littlefield.
  • Freud, S. 1905. Three-Essays-on-the-Theory-of-Sexuality.
  • Freud, S. 1915. The-Instincts-and-their-Vicissitudes. Th-Standard-Edition of the-Complete-Psychological-Works-of-Sigmund-Freud, Volume XIV (1914-1916): On-the-History-of the-Psycho-Analytic-Movement, Papers-on-Metapsychology-and-Other-Works, 109-140.
  • Hooker, E. 1957. The-Adjustment-of-the-Male-Overt-Homosexual.
  • Jay, D. 2006. The-Visibility-Project: Asexual-and-Aromantic-Awareness-Week.
  • Kinsey, A. C., Pomeroy, W. B., & Martin, C. E. 1948. Sexual-Behavior-in-the Human-Male.
  • Money, J. 1988. Lovemaps: Clinical-Concepts-of-Sexual/Erotic-Health-and Pathology-Paraphilia-and-Gender-Transposition-in-Childhood, Adolescence-and Maturity. Prometheus-Books.
  • Stekel, W. 1922. Frigidity-in-woman-in-relation-to-her-love-life.
  • World-Health-Organization. 2017. Sexual-health-human-rights-and-the-law.

Post a Comment

Post a Comment