EjB3vSKmQo697EadCV9cGlL38GnDuoUNUgLqklCB
Bookmark

Mengenal Apa Itu Self Control? Serta Jenis, Faktor Dan Manfaat Kontrol Diri

Setiap orang pasti mengalami sesuatu yang membuatnya tidak bisa lagi mengontrol dirinya, sehingga hal itu bisa berdampak buruk baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk itu sangat penting bagi kita dalam memahami tentang bagaimana mengontrol diri dalam menghadapi situasi tertentu.

Tidak hanya itu kontrol diri atau self control juga dapat dipahami sebagai bagian dari perkembangan yang matang dari kepribadian seseorang. Dengan demikian orang yang mampu mengontrol dirinya menandakan suatu perkembangan dari kepribadian mereka.

Mengenal Apa Itu Self Control? Serta Jenis, Faktor Dan Manfaat Kontrol Diri
Gambar. Mengenal apa itu self control? Serta jenis, faktor dan manfaat kontrol diri. Sumber. pixabay.com

Untuk itu pada pembahasan ini kita akan mencoba mengenal secara teoritis tentang apa itu self control? Yaitu kita akan melihat pengertianya berdasarkan pada rumusan menurut para ahli. Kemudian kita juga akan mencoba mengetahui jenis-jenis, fungsi, manfaat dan faktor-faktor dari pengontrolan diri.

Pengertian Kontrol Diri (Self Control)

Apa itu self control? Untuk memahami hal ini alangkah baikanya kita melihat terlebih dahulu bagaimana para ahli mendefinisikannya. Diharapkan sebagai langkah awal kita untuk mengetahui arti dari pengontrolan diri, adapun hal ini akan diuraikan sebagai berikut:

  • Menurut J. P. Chaplin (2006: 107) 

Self control adalah suatu kemampuan dalam membimbing tingkah lakunya atau menekan maupun merintangi setiap tingkah laku individu yang implusif.

  • Calhoun dan Acocella (1990) 

Kontrol diri atau self control artinya dapat dipahami sebagai suatu pengaturan atau proses yang berkaitan dengan fisik, psikologis maupun perilaku seseorang untuk membentuk dirinya sendiri.

  • Tangney, Baumeister & Boone (2004) 

Pengontrolan diri atau self control adalah individu yang mempunyai kemampuan dalam menentukan setiap perilakunya dengan dasar moral, nilai maupun setiap aturan yang berlaku pada suatu masyarakat untuk mengarahkannya pada hal-hal positif.

  • Averill (Ghufron & Risnawati, 2011) 

Self control atau yang dikenal dengan pengontrolan diri adalah kapasitas seseorang dalam memodifikasi perilaku, adanya kemampuan mengelola informasi baik yang mereka inginkan dan tidak, serta mampu memilih tindakan yang didasarkan pada keyakinannya sendiri.

Faktor-Faktor Kontrol Diri (Self Control)

Dalam melakukan pengontrolan diri (self control) tentunya harus mengetahui beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya. Menurut Ghufron & Risnawati (2012) menjelaskan bahwa terdapat dua faktor dalam mempengaruhi pengontrolan diri, yaitu akan diuraikan sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal dalam self control adalah terdiri dari usia. Anak yang semakin bertambah usianya, maka hal itu juga akan membuat mereka menambah bentuk lingkungan sosial atau komunitas pergaulan yang akan mempengaruhi mereka. Dari situ akan ada pengalaman dalam merespon kekecewaan, ketidaksukaan, kegagalan dan mereka juga belajar mengendalikannya. 

Selain itu ada juga faktor internal lainnya yaitu kognitif. Menurut Baumeister & Boden (1998) menjelaskan bahwa hal ini terkait dengan kesadaran, proses mereka dalam menggunakan pengetahuannya untuk mencapai cara-cara atau strategi yang telah dipikirkan terlebih dahulu.

Orang yang mampu menggunakan kemampuan konitif atau intelektualnya diharapkan dapat mengontrol tingkah laku mereka sendiri. Namun kemampuan ini juga sangat dipengaruhi bagaimana mereka akan mengontrol dirinya sendiri. 

2. Faktor Eksternal

Selain faktor internal yang telah disebutkan sebelumya adalah adanya pengaruh faktor eksternal, yaitu lingkungan dan keluarga. Hal ini sangat mempengaruhi self control seseorang, sehingga kita harus menguraikannya.

Apa yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah seperti pergaulan seseorang atau di mana ia membangun suatu komunitas dan beraktivitas bersama mereka. Hal itu akan membuat seseorang belajar bagaimana merespon masalah, mengendalikannya dan mengambil suatu keputusan yang kemudian akan sangat mempengaruhinya untuk belajar self control.

Adapun yang dimaksud dengan faktor keluarga adalah peran orang tua atau pola asuh yang mereka terapkan pada anaknya. Misalnya menerapkan sikap disiplin, yang kemudian dapat menentukan kepribadian yang baik dan mereka dapat belajar mengendalikan perilaku.

Selain itu sikap kedisiplinan ini juga dapat mengembangkan self control dan self directions sehingga individu atau anak-anak dapat belajar mempertanggungjawabkan sesuatu dengan baik, dan segala tindak yang dilakukannya.

Jenis Kontrol Diri (Self Control)

Lantas bagaimana mengetahui jenis-jenis self control? Menurut Sarafino and Smith (2014) telah menguraikan bahwa hal itu ada 4 jenis atau tipe kontrol diri, adapun hal ini akan diuraikan sebagai berikut:

1. Behavioral Control

Salah satu jenis dalam self-control adalah adanya kemampuan dalam mengontrol perilaku. Karena hal ini sangat mempengaruhi suatu keadaan itu akan menyenangkan atau tidak. Adapun pengontrolan perilaku ini dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu akan diuraikan secara rinci sebagai berikut:

  • Regulated Administration 

Regulated administration adalah suatu komponen yang mengatur tentang suatu pelaksanaan oleh individu. Artinya ini merupakan kemampuan siapa yang dapat mengendalikan situasi atau keadaan yang di alaminya.

Kemudian suatu keadaan itu apakah dirinya sendiri sebagai sumber internal yang menggunakan kemampuannya dalam aturan perilaku, dan apabila ia tidak mempunyai kemampuan dari dirinya sendiri maka mereka cenderung menggunakan dari sumber eksternal. 

  • Stimulus Modifiability 

Stimulus modifiability adalah kemampuan individu dalam mengatur atau mengetahui bagaimana, dan kapan suatu stimulus yang tidak ingin mereka hadapi. Sehingga individu tersebut dapat mengendalikan situasi atau keadaan yang mereka hadapi.

2. Decisional Control

Decisional control adalah jenis self control yang berkaitan dengan suatu keputusan. Artinya individu dalam mengambil suatu tindakan tidaklah dilakukan secara gegabah, melainkan harus memilih atau mengontrol setiap keputusan yang akan diambil.

Pengontrolan suatu keputusan ini tidak melupakan aspek pertama dan kedua, yaitu behavior control serta cognitive control. Artinya ketika mengambil suatu tindakan, maka individu harus mengontrol perilaku, memperoleh dan melakukan penilaian informasi. Sehingga bisa mendapatkan suatu pilihan-pilihan terbaik untuk mengambil suatu keputusan.

3. Cognitive Control

Cognitive control adalah jenis self control yang merupakan kemampuan individu dalam mengelola suatu informasi yang diterimanya untuk mengurangi tekanan. Adapun kemampuan ini juga terbagi menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut:

  • Memperoleh Informasi

Kemampuan ini memberikan pada individu untuk bagaimana mendapatkan atau mengetahui suatu informasi, yaitu tentang suatu keadaan yang tidak diinginkan atau tidak menyenangkan dan kemudian mereka akan mempertimbangkannya.

  • Melakukan Penilaian

Setelah memperoleh informasi yang harus dipertimbangakan pada kompenen pertama, maka langkah berikutnya adalah melakukan penilaian. Yaitu dengan melakukan upaya-upaya menilai atau menafsirkan keadan atau peristiwa yang dialami, berdasarkan informasi yang didapatkan dan mencari segi-segi positifnya.

4. Retrospective Control

Retrospective control adalah jenis pengontrolan diri dengan tujuan untuk mencari tau, tentang apa dan siapa saja yang telah mengakibatkan setiap tekanan-tekanan setelah apa yang terjadi tersebut.

Mengenal 3 Jenis Kulaitas Kontrol Diri (Self Control)

Pembahasan sebelumnya mungkin memberikan kita sedikit gambaran tentang pengertian, aspek, faktor maupun jenis-jenisnya. Namun kita juga harus mengetahui tentang bagaimana mengenal self control itu berkualitas atau tidak.

Menurut Block dan Block (Gufron & Risnawati, 2010) telah mengemukakan bahwa ada 3 jenis dari kualitas self control yaitu over control, under control dan appropiate control. Adapun hal ini akan diuraikan secara rinci, yaitu sebagai berikut

1. Over Control 

Maksud dari over control adalah sikap kontrol diri yang diakukan seseorang dengan cara sangat berlebihan. Sehingga menyebabkan mereka terlalu banyak menahan diri ketika bereaksi terhadap stimulus.

2. Under Control 

Maksud dari under control artinya suatu kecenderungan seseorang dalam melepaskan implusifitas yang dilakukan secara bebas, dan itu tanpa perhitungan yang matang.

3. Appropriate Control 

Arti dari appropriate control adalah suatu sikap seseorang yang melakukan kontrol diri dengan upaya mengendalikan implus tersebut secara tepat.

Fungsi Dan Manfaat Kontrol Diri (Self Control)

Pertanyaan mengenai apa fungsi dari self control? Menurut (Wijadja, 2010), yaitu individu atau mereka yang harus mempunyai kemampuan menahaan nafsunya atas setiap dorongan maupun keinginan yang sifatnya negatif, atau menahan sesuatu yang sebenarnya bukanlah kebutuhannya terhadap lingkungan sekitarnya.

Dengan demikian fungsi kontrol diri adala sikap seseorang yang dapat menahan segala keinginan atau tindakan yang berdasarkan nafsu dan menjaga sikap dari tindakan yang dapat merugikan baik itu dirinya sendiri maupun orang lain.

Sebenarnya apa manfaat dari mengontrol diri? Untuk menjawab pertanyaan ini, maka berikut ini akan diuraikan 5 manfaat seseorang yang melakukan self control dalam kehidupan sehari-hari. 

1. Mampu Menghadapi dan Mengendalikan Keadaan

Seseorang yang mampu mengontrol dirinya (self control) dalam kehidupan sehari-hari, maka mereka akan mempunyai kemampuan untuk menghadapi keadaan-keadaan sulit yang mereka alami sendiri. Hal itu juga membuat mereka tahu mana kepentingan yang harus diprioritaskan atau didahulukan.

2. Mampu Mengendalikan Emosi

Orang yang mampu mengontrol dirinya sendiri atau memiliki self control juga bisa mengendalikan emosi yang ada pada mereka, saat mengalami suatu keadaan sulit. Hal ini berbeda halnya dengan orang yang tidak memiliki self control, karena mereka akan sangat frustasi bila mengalami keadaan tersebut.

3. Mampu Mengambil Keputusan dengan Baik

Orang yang memiliki self control dan sudah mampu mengendalikan emosinya, tentu mereka juga bisa mengendalikan setiap keputusan. Berbeda halnya apabila individu yang tidak memiliki self control dan kesulitan mengendalikan emosinya, maka mereka tidak bisa berpikir dengan baik mana keputusan yang baik untuk diambil dan mana yang tidak baik.

Oleh karena orang yang tidak memiliki self control ini cenderung dikuasai oleh emosinya dan seringkali mengambil keputusan di saat marah, yang dapat membuat mereka salah mengambil keputusan itu. Sedangkan individu yang mengontrol dirinya mampu tenang dalam keadaan sulit dan berpikir positif agar tidak mengambil keputusan berdasarkan emosi negatif.

4. Mampu Menghadapi Konflik

Dengan memiliki self control yang baik, maka individu itu bisa menghadapi konflik yang sedang mereka alami. Memang kita tidak bisa mengontrol orang lain atau sesuatu di luar kita, namun kita bisa mengendalikan setiap respon kita pada hal itu.

5. Mampu Menjaga Keharmonisan dengan Orang Lain

Individu yang mengontrol dirinya mereka mampu mengontrol emosi, mengambil keputusan yang bijak dan menghadapi konflik. Sebenarnya itu membuat mereka mampu menjaga keharmonisan hubungan dengan orang lain.

Referensi

Acocella, J. R., & Calhoun, J. F. 1990. Psychology of adjustment human relationship. New York: McGraw-Hill. 


J. P. Chaplin. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rieneka Cipta.


Gufron, M.N., & Risnawati, Rini. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 


Ghufron. 2010. Teori-teori Psikologi. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.


Tangney, J.P., Baumeister, R.F., & Boone, A.L. 2004. High self control predicted good adjustment, less pathology, better grade, and interpersonal success. Journal of Personality, 72(2), 271-324. 


Widjaja. A. 2010. “Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Pembelian Impulsif pada Remaja Awal,” dalam Ilmiah Psikologi Industri dan Organisasi Pronesis, vol. 9, No. 2, 2010, h. 115-133.

Post a Comment

Post a Comment